SERIES :: My Life With Destiny And Your Baby [Part 2]

Title           : My Life With Destiny And Your Baby [PART 2]

Author      : fanpie hyunzy

Rate          : PG 17

Length      : Chaptered

Genree     : Romance

Facebook : fanpie hyunzy jooyoon

link 0.fb => http://0.facebook.com/profile.php?refid=7

Link fb (biasa) => http://www.facebook.com/profile.php?id=100000465204387

Cast

  • Cho kyuhyun
  • Han soojin

Disclaimer :

This story is MINE ! but cho kyuhyun milik SM dan orang tuanya,han soo jin milik author^^ kekekek

Don’t Bashing because this just fiction, not real

 

Di larang keras COPAS

 

Ok !ga banyak cincong let’s cekidot

—————————————————–Happy Reading———————————————————–

 

 

 

Author POV                                     

Kicauan burung pagi tiada henti-hentinya saling bersahutan seolah memberi tanda bahwa bulan telah berganti dengan terangnya sang fajar yang muncul dari ufuk timur menandakan untuk menyambut datangnya pagi yang cerah di tengah musim panas. Tentunya itu berbanding terbalik dengan seseorang yang tengah merenungi nasib nya kini, ia terduduk di tepi tempat tidur meratapi apa yang baru saja di lakukannya. Kepalanya seakan mau pecah bila mengingat kenyataan pahit itu, memang benar ia mencintai pria yang telah dengan lancangnya merenggut kehormatannya itu, tapi pantas kah ia menerima semua ini. Bukankah menyukai lawan jenis itu hal yang lumrah bahkan gadis ini belum sampai pada tahap cinta tapi takdir begitu kejam padanya. Sekarang apa yang dapat di lakukannya selain menangis tertahan. Sekian menit berlalu namja itu pun akhirnya bangun dari mimpi indah nya, tapi tidak setelah ia membuka matanya dan mendapati dirinya dalam keadaan yang sungguh tidak dapat di percaya ini. Ekspresinya tidak kalah kaget saat menemukan soojin di sampingnya, dengan balutan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya di tambah dengan isakan memilukan yang keluar dari mulutnya. Namja itu segera duduk menolah pada yeoja di sampingnya, ia kemudian meremas rambutnya frustasi dan mencoba memejamkan mata mengingat-ingat bahwa kenyataan yang di terimanya pagi ini sesuatu yang dapat di pungkiri. Namun tidak, apa yang di lihatnya pagi ini adalah kenyataan sebenarnya ia begitu ingat apa saja yang telah di laluinya tadi malam. Ia menghadap gadis itu, mencoba menjelaskan maksudnya melakukan itu, tapi gadis itu telah lebih dulu memiliki kesimpulan sendiri  yang intinya semua kesalahan di letakkannya pada namja itu.

“soo..jin-a aaku aku” kyuhyun mencoba meraih lengan gadis itu namun, secepat itu pula soojin segera menepisnya

“jangan sentuh aku” sentak soojin tertahan, ia takut jika ia berteriak air matanya akan tumpah untuk kesekian kalinya

“ku mohon dengarkan aku, saat itu aku benar-benar tid…….” tanpa memperdulikan soojin yang tak mau mendengarnya kyuhyun tetap berbicara tapi terhenti ketika gadis itu menyelanya

“berhenti !! aku muak mendengar itu, aku tidak ingin mendengarnya” bentak soojin, tangisnya mulai pecah, melihat itu kyuhyun menyerah sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk mengajak soojin bicara. Kyuhyun bangkit dari tempat tidur dalam balutan selimut memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai kemudian berlalu menuju toilet kamar tersebut. Soojin memandang benci kyuhyun yang menghilang di balik pintu kamar mandinya. Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan setelan seragam SMA nya wajahnya terlihat kusut. Ia berjalan mendekati soojin

“kita bicarakan ini lain kali, kita sekarang begitu kacau” ujar kyuhyun, kyuhyun tak berani menyentuh pundak gadis itu meskipun hanya untuk menyalurkan kekuatan agar gadis itu tidak cemas. Soojin tak merespon perkataan kyuhyun ia terus tertunduk agar air matanya tak terlihat entah kenapa ia benci sekali namja itu mengetahui bahwa ia sedang menangis

“aku sungguh minta maaf” ucap kyuhyun sebelum melangkah pergi meninggalkan tempat itu, tetap saja soojin tak bergeming

Sebelum benar-benar mencapai pintu kamar itu kyuhyun sedikit berbalik dan mengatakan sebuah perkataan yang sungguh melukai hati gadis itu

“ku harap selain aku dan kau tidak ada yang mengetahui tentang ini” gumam kyuhyun dan setelah itu ia pergi. Soojin gadis itu meremas kuat-kuat seprei kasurnya hingga tak berbentuk menyalurkan sakit yang teramat di hatinya kini ia berteriak frustasi

“Arrrrrrrrrrrrrrrrggghh brengsekk” teriak soojin akhirnya lepas

@@@@@@@@@

Setelah di rasanya puas menangis sejadi-jadinya ia bergegas mandi, ia tak ingin saat ayahnya pulang nanti khawatir mendapati dirinya yang kusut begini, dengan takut-takut ia berdiri di depan kaca entah kenapa ia merasa jijik melihat wajahnya sendiri

TOK TOK TOK

Soojin segera membukakan pintu kamarnya, ternyata itu ayah dan adiknya jino

“mianhae jin-a tadi malam ayah tidak bisa pulang karna hujan sangat deras, jino kemarin setelah pulang sekolah langsung ke tempat kerja ayah makanya dia ikut menginap bersama ayah di kantor” jelas ayah soojin panjang lebar takut putri semata wayangnya itu akan mengamuk karna semalaman di tinggalkan, tapi bukan ekspresi cemberut seperti biasanya yang di dapati ayahnya sekarang, putrinya itu hanya memandang kosong ke depan tatapannya sayu seolah sedang memikirkan sesuatu

“jin-a gwaenchana ? apakah terjadi sesuatu pada mu ?” ayahnya tampak mulai khawatir

“apakah noona sakit “ seru jino seraya menempelkan punggung tangannya di dahi noona-nya itu

“aku baik-baik saja, hanya kurang tidur” ujar soojin sembari menepis pelan tangan jino adiknya

“ohh syukurlah, kau tidak boleh sakit” ucap sang ayah mengelus puncak kepala soojin

“noona ayah bawa makanan enak untuk noona, ayo kita sarapan” ajak jino girang sembari memamerkan tentengan di tangannya. Soojin hanya tersenyum membalas ajakan adiknya itu, membuat jino memandang aneh sesaat pada noona nya itu

“soojin, nanti setelah sarapan pergilah ke rumah ahjuma shin?” ujar ayah soojin ketika telah sampai di meja makan,soojin menghadapkan kepalanya menatap pada ayahnya

“aku akan kesana, tapi ada apa ahjuma shin memanggil ku pagi-pagi begini?” soojin tak melanjutkan kegiatan makannya ia malah fokus dengan topik pembicaraan saat ini

“kau tahu kan kabar terakhir hyemi ?”  ayah soojin meletakkan sendok makannya,ia menghela nafas sesaat. Ia kelihatan tak berminat untuk melanjtukan sarapannya mengingat apa yang kini tengah menimpa sahabat anaknya itu. Persaannya pun juga tak dapat di gambarkan ketika mendengar kabar buruk yang di tanggung oleh orang yang telah di anggapnya seperti anak kandung sendiri itu. Soojin mengangguk pelan mengerti arah pembicaraan ayahnya

“bicara lah padanya” ayah tersenyum kecut, soojin mengangguk membalas perkataan ayahnya. Jino yang sedari tadi hanya sibuk dengan makanannya kini mulai ikut andil dalam pembicaraan itu

“appa,hyemi noona kenapa”  jino memandang ayahnya dan noonanya bergantian,seolah meminta penjelasan untuk pertanyaannya barusan

“gwaenchana” jawab soojin seraya mengacak-ngacak rambut jino

“aish noona aku sudah besar” gerutu jino tak terima dengan perlakuan soojin

Ayah mereka hanya tersenyum-senyum menyaksikan tingkah  kedua anaknya itu

“ne, ara…ara…appa aku pergi dulu,jino-ah jangan nakal di sekolah mu,arra!” seru soojin sembari berjalan dari tempat duduknya,ia akan pergi ke rumah shin hyemi sahabatnya.

Ketika mencapai pagar rumahnya sebenarnya soojin agak sempoyongan namun ia tetap memaksakan berjalan. Ia benar-benar ingin menghibur sahabatnya itu, ia tak mungkin bersikap pura-pura tak tahu dengan keadaan hyemi sekarang meskipun sekarang ini nyatanya ia sendiri juga sedang menghadapi masalahnya sendiri. Karna jarak rumah soojin dan hyemi yang hanya beberapa blok soojin memutuskan untuk berjalan kaki kesana. Sesampainya di depan rumah keluarga shin tersebut soojin menghentikan langkahnya ia memandang nanar pemandangan sekitar itu pikirannya melayang, tak menentu. Kemudian ia memantapkan hatinya bahwa sahabatnya saat ini pasti sedang membutuhkannya. Soojin berpikir bahwa ia tak boleh egois dengan hanya memikirkan masalah sendiri, ia berharap bahwa apa yang telah di laluinya malam  itu hanya mimpi yang akan terhapus seiring berlalunya waktu meski ia tahu itu tetap akan meninggalkan bekas. Ia memencet bel rumah itu,ahjuma shin keluar ia langsung memeluk soojin. Soojin yang mengerti situasi hanya dapat mengelus punggung wanita tua itu ia memahami apa yang di rasakan wanita yang di sayanginya seperti ibunya sendiri itu. Ahjuma shin adalah teman mendiang ibu soojin semasa hidup dahulu dan kebetulan mereka memiliki putri yang seumuran. Ketika soojin yang saat itu berumur lima tahun di tinggal mati oleh ibunya,ahjuma shin lah yang menggantikan sosok ibu untuk soojin. Saat ayah soojin harus pergi bekerja dan jiwoo remaja yang mesti sekolah ketika itu ahjuma shin yang dengan senang hati menjaga soojin dan jino yang pada saat itu  masih brumur satu tahun lebih. Hyemi kecil juga tak keberatan berbagi ibu dengan kedua kakak beradik yang telah dianggapnya seperti saudara nya itu. Hyemi kecil malah senang mempunyai soojin sebagai sahabatnya dan jino ia menyayangi namja itu layaknya kasih sayang noona kepada namdongsaenga nya.perlahan soojin melepaskan pelukan ahjuma shin

“ahjuma bersabarlah, aku yakin ini akan berlalu”

“ajak lah hyemi bicara, ia sama sekali tak mau mendengarkan ku, aku tak mengerti kenapa ia tidak mau berobat ke LN, kau tahu kan apa yang di harapkan oleh ibu seperti ku ? aku hanya ingin dia sembuh” terang ahjuma shin dengan mata berkaca-kaca, ia menggenggam tangan soojin. Ia berharap soojin adalah cara terakhir yang dapat membujuk hyemi agar mau berobat ke LN. Ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran putrinya sendiri. Ini sangat menyiksa untuk seorang ibu melihat anaknya sendiri tidak mau mengobati penyakitnya

Soojin tersenyum kecil sekilas yang bertujuan untuk menenangkan wanita tua yang nampak kalut itu. Tanpa banyak kata soojin berjalan ke kamar hyemi, ia memberanikan diri membuka kamar itu tanpa di ketuk terlebih dahulu. Di lihatnya sahabatnya itu sedang duduk merenung di depan kaca rias namun tatapannya menghadap ke jendela yang berada di samping meja rias itu. Tatapannya kosong tanpa semangat. Soojin dapat membaca itu dari wajah hyemi. Soojin mendekat

“hyemi-ah” sapa soojin, hyemi menolaeh dan tersenyum mendapati sahabatnya itu berada di sampingnya

“ada apa dengan mu? Kau kelihatan kurus ? apa karna kau merindukan ku ? mianhae akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan ujian akhir ku” jelas soojin bertubi-tubi. Itu mengundang tawa hyemi, gadis itu tertawa di dalam sedihnya

“ya kau benar,gara-gara memikirkanmu aku jadi begini. Sering-sering lah datang kemari. Arra?” ancam hyemi pura-pura soojin tak menyangka sahabatnya itu masih dapat bercanda di saat seperti ini. Perasaan kasihan langsung menyerang soojin kala itu, ia sedih melihat keadaan hyemi ia tidak mengira bahwa gadis baik dan lembut seperti hyemi akan di hadiahi penyakit oleh takdir yang telah di gariskan di usianya yang begini muda

“hey kenapa mendiami ku” celutuk hyemi membuyarkan lamunannya

“sebenarnya apa alasan mu?” tanya soojin to the poin

“mwoya?”

“kau tidak kasihan melihat ibu mu?” soojin terus bicara sesukanya,ia tahu bahwa hyemi hanya pura-pura tidak mengerti dengan percakapan mereka saat ini

“bagaimana kau bisa bicara seperti itu? Tentu aku kasihan melihat ibu ku tapi sejelas apapun aku menceritakan alasan ku ibu akan tetap tidak akan mengerti” ujar hyemi. Ya…jauh dari perkiraan semua orang hyemi gadis itu memiliki alasan tersendiri untuk keputusannya. Demi apapun di muka bumi ini ia sungguh ingin segera sembuh tapi di sisi lain ia juga tidak ingin mengecewakan namjachingunya yang sampai sekarang ini belum merelakan gadis itu berpisah dengannya hanya untuk sementara waktu .

“aku mengerti kau pasti memilki alasan sendiri, tapi bisakah kau mentolerirnya demi ibu mu, demi aku dan demi semua orang yang menyayangi mu? Kami ingin kau sembuh!” hyemi meneteskan air matanya kala mendengar itu semua. Soojin memandang hyemi perlahan bulir-bulir air mata terkumpul di sudut matanya ia memang menangis karna hyemi tapi ia juga menangisi dirinya sendiri membayangkan bagaimana masa depannya nanti karna sesuatu yang telah di perbuatnya. Sebelumnya ia tak menyangka bahwa kini hidupnya maupun hidup sahabatnya itu terbilang hancur,meski dalam konteks yang berbeda.hyemi dengan penyakitnya dan dirinya sendiri dengan yaaaaah sudah tak suci lagi.

“lihatlah kau membuat ku menangis” ucap soojin pada hyemi,hyemi mengusap air mata di pipi soojin lembut

“apa yang harus ku lakukan ? ketika ada dua pilihan antara membahagiakan banyak orang atau tidak mengecewakan satu orang?” tanya hyemi dengan suara pelan

“temukan jawabannya dari hati mu,biarkan perasaan mu yang menentukannya dengan melihat kenyataan”

“kenyataan?” tanya hyemi,sedetik kemudian otaknya mulai berfikir. Kenyataan hari ini adalah ibu namjachingunya yang menolak kehadirannya hanya karna penyakit yang di deritanya. Jika ia memutuskan untuk pergi ke LN menjalani pengobatan bukankah itu jalan yang tepat ? akan ada banyak orang yang bahagia karna itu,walau tantangannya orang yang di cintanya kecewa. Tapi jika ia tetap tinggal disini maka keadaannya tidak akan berubah ia akan tetap begini dan akan banyak yang bersedih karna tindakannya itu. Setelah sehat nanti bukankah datang kebahagiaan yang beitu besar? Dan dirinya juga akan sempurna untuk bersama dengan orang yang dicintainya.

(ctt:disini ceritanya soojin masih belum ingat dengan nama cwe yang di sebut kyu malam itu,kalian tahu kan?)

Kyuhyun POV

Tepat pukul setengah delapan aku pulang ke rumah, di ruang tamu ku lihat ibu ku yang duduk membaca koran pagi dengan menyuruput segelas teh, tanpa menghiraukannya aku langsung menaiki anak tangga

“pesta apa yang membuat mu pulang pagi ?” aku terhenti di anak tangga terakhir

“aku menginap di rumah hyukjae” aku tidak ingin berdebat dengan ibu,memang akhir-akhir ini hubungan kami kurang baik apa lagi jika itu menyangkut mengenai hubungan ku dengan hyemi. Tubuh ku terhempas begitu saja ketika encapai ranjang ku. Ya tuhan apa yang sudah ku lakukan pada gadis itu, aku benar-benar telah menghancurkan hidupnya. Sekilas demi sekilas bayangan kejadian itu berputar-putar di otak ku membuat ku frustasi

“arrrrgggghh cho kyuhyun bodoh !!” aku benar-benar gila di tambah masalah hyemi yang akan pergi. Ya tuhan kenapa hidup ku begini. Tangan ku meraih saku celana ku bermaksud mengambil ponsel untuk menelepon seseorang yang bisa menghibur ku saat ini tapi kemana ponsel ku,ku periksa semua kantong di seragam sekolah ku tetap saja aku tidak menemukan apapun. Oh shit semua barang-barang ku ku masukkan ke dalam tas dan tas itu pasti tertinggal di rumah gadis itu

Soojin POV

Hari ini entah untuk yang ke berapa kalinya setiap bangun di pagi hari aku selalu mengingat kejadian hina itu. Air mata ku menetes meski itu telah berlalu dua bulan lamanya walaupun masalah ini belum muncul ke permukaan tapi setiap hari diriku hidup dalam ketakutan yang membayangi ku aku takut suatu saat ayah ku mengetahui hal ini,apa yang akan terjadi pada ayah ku mengetahui anak perempuan satu-satunya sudah tak berharga lagi? Aku takut membayangkan segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan itu artinya aku akan bertemu namja itu lagi,namja yang membuat hidup ku tak berarti seperti sekarang ini, apa yang harus ku lakukan saat bertemu dengannya nanti ? hidup ku tidak akan berakhir disini aku harus tetap menghadapi kenyataanya meskipun itu memalukan tapi bukankah hanya aku dan dia yang tahu tentang kejadian itu. Baiklah semua nya akan baik-baik saja selama tidak ada yang mengungkit masalah itu lagi. Tenagkan dirimu han soojin, sekarang adalah hari kelulusan ku dimana inilah saat yang menentukan masa depan ku. Aku akan melanjutkan pendidikan ku di perguruan tinggi dan meraih cita-cita ku. Ku anggap kejadian itu tidak pernah ada. Kaki ku mulai menepak ke lantai ketika ku rasakan ada rasa yang membuncah di perut ku membuat ku mual seketika

“Hooooeekk hooooeeek” secepatnya aku berlari ke kamar mandi di kamar ku. Tidak ada yang keluar dari mulut ku tapi perut ku rasanya sangat mual. Tidak jangan katakan ini akibat kejadian hina itu,oh tuhan aku tidak siap jangan lakukan ini pada ku

Author POV

Soojin segera berlari keluar rumahnya,tujuannya saat ini adalah apotik. Setelah mendapatkan sesuatu yang di carinya gadis itu kembali ke rumahnya. Disana ia mendapati ayahnya telah duduk bersama jino di meja makan

“jin-a kau dari mana? Ayo makan jino sudah memasakkan sarapan untuk kita” seru ayah soojin. Soojin menggeleng,ia meremas kuat kantong jaketnya yang di dalamnya terdapat benda yang telah di belinya tadi di apotik.

“noona ayo makan,ini nasi goreng pertama ku” ajak jino sambil tersenyum lebar

“ahhh iya aku pasti akan mencicipinya,tapi aku ingin ke kamar sebentar “ kilah soojin sambil berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan ocehan jino

Soojin masuk kemarnya tergesa-gesa sampai-sampai pintu pun lupa di kuncinya. Ia masuk ke kamar mandi dan langsung mengetes alat kehamilan itu ya benda yang di beli soojin itu adalah tespeck (itu bener ga sich tulisannya ==”, author bodoh ga tau itu bener apa ngga) kemudian ia meninggalkan benda itu di kamar mandi membiarkan aalt itu bekerja sebentar sedangkan soojin gadis itu sedang bersiap-siap memakai seragam sekolahnya . ia akan ke sekolahnya hari ini untuk melihat hasil nilainya. Soojin menghembuskan nafas pasrah saat akan memasuki kamar mandi itu. Soojin belum siap melihat hasilnya maka dari itu ia membawa benda itu keluar dari kamr mandi dan memutuskan melihat hasilnya di kamr saja. Ia menguncang-guncang benda itu sesaat dan selang beberapa detik berikutnya ia memberanikan diri melihat hasilnya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat tanda positif di benda itu. Kakinya melemas,tenaga seakan menghilang dari badannya bahkan untuk menangis ia tak sanggup. Dunia seolah runtuh untuk melihat masa depannya. Tanpa di duga jino masuk ke kamar soojin, ia menganga melihat benda yang kini di pegang oleh kakaknya itu. Sedikit banyak jino mengerti dengan apa yang tertera di benda itu

“no noona” jino bahkan tidak bisa berkata dengan baik,ia terlalu shock mengetahui ini,soojin juga tidak kalah terkejutnya melihat kemunculan jino yang tiba-tiba hingga tanpa sengaja benda itu jatuh dari tangannya

“katakan siapa yang melakukan ini pada noona!” seru jino berteriak

“sttt pelankan suaramu jino-ah” soojin langsung mendekati adiknya itu

“Noona aku tidak percaya ini” desis jino kecewa, soojin merasakan kekecewaan namdongsaengnya

“ku mohon jangan katakan ini pada ayah dan oppa” soojin memohon pada adiknya

“jika noona memendamnya sendiri bagaimana maslah ini akan selesai” sengit jino tak terima

“biarkan noona yang menyelesaikan ini sendiri,kau hanya perlu tutup mulut” jawab soojin lemah,ia tidak mampu memandang secara langsung mata adiknya. Soojin memandangi lantai ia tidak mau nantinya dengan melihat matanya jino tahu bahwa sesungguhnya ia sendiri tidak sanggup menghadapi ini sendirian,bahkan untuk berdiri saja itu terasa sulit. Jino menangis,emosinya naik ia tidak tau cara menyikapi noona nya yang keras kepala itu

“noona benar-benar gila,aku tidak mengerti dengan noona” geram jino sebelum meninggalkan noona nya itu sendirian disana. Namja remaja itu tidak melanjutkan makannya ia pergi ke kamarnya dan membanting pintu kamar keras. Sontak suara itu terdengar oleh ayah mereka. Soojin segera keluar dari kamarnya menghampiri ayahnya

“kenapa anak itu?” tanya ayah soojin penasaran,ia hendak akan bangkit dari duduknya untuk menyusul jino tetapi soojin menghalangi niat ayahnya tersebut

“kami hanya bertengkar kecil tadi hanya karna aku bercanda tidak mau memakan nasi goreng buatannya” kilah soojin berbohong, ayahnya percaya-percaya saja dan mulai kembalili menyuap makanannya.soojin ikut makan,entah apalah rasa makanan itu di mulutnya yang jelas ia tidak ingin membuat ayahnya curiga. Suara pintu kamar jino terdengar lagi di ikuti suara derap langkah kaki yang sudah pasti itu jino. Soojin kalang kabut ia menyudahi kegiatan makannya dan pamit pergi pada ayahnya

“ayah aku pergi” hanya itu yang diucapkan soojin sebelum menghilang di balik pintu

“hahh ada apa dengan kedua anak ini” desah ayah soojin dan jino. Jino sampai di tempat ayahnya, ia berdiri di samping meja makan

“ada apa dengan mu? Kenapa kau tadi membanting pintu kamar mu?” tanya ayahnya. Jino mendengus kasar

“apa noona tidak bicara apa-apa pada ayah?” tatapan mata jino berubah,entah apa yang tengah di fikirkan oleh bocah ini

“tidak,dia tidak bicara apa-apa” sambung ayahnya lagi,ia semakin tak mengerti arah pembicaraan putranya itu

“a a appa no..noona………………..”

Soojin POV

Selama di perjalanan ke sekolah pikiranku benar-benar kacau,ku harap jino mau mengerti. Tapi aku punya adik yang keras kepala,bagaimana jika ia nekat memberitahu ini pada ayah. Apa lagi jika ji woo oppa sampai tahu ku pastikan hari ini juga dia akan pulang ke korea dan mengamuk pada ku. Kaki ku melangkah memasuki area sekolah fikiran ku sama sekali tak lagi memikirkan hasil ujian itu,ujung bibir ku sedikit tertarik ke belakang,aku tersenyum miris menertawai diri ku sendiri.

“hey ada apa lagi dengan mu? Kau tampak tidak bertenaga” tiba-tiba hyerin muncul di belakang ku,hmm dia sangat bersemangat jauh beda dengan ku. Apakah jika hal itu tidak pernah terjadi aku akan sebahagia hyerin sekarang? Kapan masa-masa itu datang lagi pada ku? Apakah ini awal kesuraman di hidup ku.

“ya !! apa yang kau lamunkan,kau mendengar ku tidak?” sentak hyerin pada ku karna tak meresponnya

“mianhae aku memang kurang sehat” jelas ku padanya

“ku jamin setelah melihat pengumuman kelulusan itu kau akan kembali bersamangat” hyerin tersenyum penuh arti pada ku,ada apa dengan gadis ini aku masih memandangnya bingung

“sudahlah,ikut saja dengan ku” aku menurut saja ketika hyerin menuntun ku ke tempat yang di tujunya. Aku melihat kerumunan orang di hadapan ku, hyerin mendorong ku masuk di kerumunan itu

“ayo kau yang harus melihatnya sendiri” ujar hyerin mengepalkan tangannya ke arah ku,benar saja aku mengikuti perintah teman ku itu,aku menyeruak masuk dan berdiri di antara kerumunan itu. Tangan ku membekap mulut ku sendiri ketika ku lihat nama ku ada di deretan no tiga di papan pengumuman kelulusan itu. Aku tidak percaya dengan yang ku lihat,aku lulus dengan jumlah nilai terbanyak ke tiga di sekolah ini. Tangan ku terulur menyentuh nama ku di selebaran itu. Ini nyata ! ya tuhan ini asli. Aku mundur dari kerumunan orang-orang. Hyerin langsung memelukku

“chukkae jin-a” ujar hyerin tulus

“nde!” aku tersenyum lebar sesaat beban di kepala ku menghilang,namun itu hanya sebentar ketika wajah itu lagi terlihat oleh mata ku seketika perasaan senang yang baru segelintir ku rasakan lenyap. Namja itu namja yang merusak hidup ku itu berdiri tak jauh dari ku. Lihatlah ia masih bisa tersenyum lebar mendapati dirinya lulus dengan nilai terbaik,sekilas tadi aku melihat namanya berada di urutan nomor satu. Apakah ia sudah melupakan kejadian itu. Bagaimana bisa wajahnya memancarkan kebahagiaan seperti itu. Kepala ku pusing,aku berusaha berpegangan pada hyerin yang tak menyadari sebentar lagi tubuhku ambruk. Semuanya gelap…

Author POV

Tanpa pemberitahuan  terlebih dahulu han ji woo kakak soojin pulang. Beberapa kali ia melempar senyum bahagia saat di dalam taxi menuju rumahnya. Ia begitu tak sabar berjumpa dengan ayah dan kedua adiknya. Sesampainya di halaman rumahnya ia sedikit berlari kecil ke arah pintu bermaksud membuka pintu itu tanpa di ketuk dulu sebagai kejutan pada keluarga nya

“no…noona…hamil” sontak jiwoo menghentikan langkahnya usai mendengar itu,dengan langkah lebar jiwoo mencari sumber suara itu,ia tahu itu suara adik lelakinya jino.

“ulangi yang kau katakan tadi !” seru jiwoo emosi,rahangnya mengeras. Jino terkejut melihat kemunculan hyungnya yang tiba-tiba ,dalam hati ia menyesali mulutnya yang telah lancang itu.

“hyhyung kapan sampai?” tanya jino basa-basi, sementara ayahnya terlihat lemas dengan penuturan jino tadi. Di wajah keriputnya langsung meluncur air mata, hatinya hancur .

“ ku bilang ULANGI YANG KAU KATAKAN TADI !!!” bentak jiwoo penuh amarah pada jino. Jino tertunduk pasrah ia tahu sekeras apapun dirinya hyung nya jauh lebih keras darinya

“hyung sudah mendengarnya tadi jadi tidak perlu ku ulangi” jawab jino, seketika jiwoo membanting kopernya hingga mengeluarkan suara keras

Kyuhyun POV

Astaga ! dari sudut mata ku aku bisa melihat gadis itu pingsan. Tanpa suruhan dari siapapun aku langsung menghampirinya. Dia tidak sadarkan diri, aku langsung menggendongnya ke ruangan UKS beberapa murid yang menjaga piket disana memberi pertolongan pertama pada soojin, mereka memasang infus di tangan gadis itu menurut salah satu dari mereka gadis itu hanya kelelahan. Aku mendesah lega mendengarnya

“gomawo” ucap ku pada tiga orang itu sebelum mereka meninggalkan ruangan ini. Aku menatap wajahnya,wajah lelah itu kelihatan menderita. Aku sungguh ingin tahu apa saja yang dilalui gadis inisetelah kejadian itu. Satu jam setelah itu ku lihat ia menggeliat pelan dari tidurnya,matanya terbuka perlahan. Hal pertama yang ku dapat darinya setelah bangun adalah pandangan kebencian darinya.aku paham itu

“kau haus ?” tanya ku

Dia tidak menjawab pertanyaan ku ia malah duduk dan dengan entengnya melepaskan infus di tangannya

”ya! Apa yang kau lakukan?” seru ku ketika melihat kenekatannya yang berusaha berjalan keluar dari sini.aku meraih lengannya dengan muda

“singkirkan tangan mu” ucapnya dingin sedetik kemudian ia kembali berjalan dengan limbung dan hampir jatuh jika saja aku tidak dengan cepat meraih lengannya lagi

“kau masih sakit,tiduran lah lebih lama” bujukku

“lepaskan tangan mu,aku ingin pulang” t

“tunggu disini sebentar,aku akan mengantar mu pulang’ aku mendudukkannya kembali di kasur lalu secepatnya aku berlari keluar mencari supir kim yang biasa menjemput ku pulang sekolah

“ahjushi,bisakah kau pulang dengan taxi sendiri?”

Ku lirik kim ahjushi mengangguk mengerti

“tuan muda mau kemana?” tanya nya sopan

“aku ingin mengantar teman ku yang sakit sebentar”

“bagaimana jika nyonya menanyakan tuan?”

“biar ku jelaskan sendiri nanti di rumah” jawab ku seraya mengambil kunci dari tangan kim ahjushi.

Aku kembali ku ruangan UKS, ternyata dia menuruti perkataan ku dia masih terduduk di kasur. Ia benar-benar kelihatan pucat ku rasa jika ia tidak sedang dalam keadaan sakit ia pasti tidak akan mau di antar pulang oleh ku

“kajja” aku membantunya berjalan,ia tidak memberontak lagi seperti tadi keringatnya mengucur bebas pada hal suhu tubuhnya panas. Dia mirip seperti orang stres

Gadis itu menyandarkan kepalanya di kaca pintu mobil,pandangannya melayang apa yang di fikirkannya saat ini kenapa kelihatan begitu menderita. Di tengah-tengah perjalanan menuju rumahnya mendadak ia meminta ku memberhentikan mobil. Aku menuruti permintaanya, mobil ini segera ku tepikan di jalanan yang terbilang cukup ramai. Aku hanya duduk diam memperhatikan setiap gerak-geriknya. Gadis itu keluar dari mobil, ia memandang ke arah jalan, apa yang akan di lakukannya ? tapi tunggu dia menoleh ke samping kanan dan kiri. Aku mengikuti arah pandangannya. Dari kejauhan terlihat sebuah truk barang datang dari arah kanan dan gadis itu melangkah ke jalanan. Astaga! Jangan bilang gadis yang bersama ku ini berniat bunuh diri. Sekuat tenaga aku berlari untuk meraihnya truk itu hanya berjarak sekitar enam meter lagi dari tempat ku dan dirinya berdiri. Seperti berlomba dengan waktu menunggu truk itu datang kesini secepat itu pula aku menggapai tubuhnya dan menariknya ke tepi jalan

“Ya!! Kau ingin mati !!!” emosi ku tidak bisa ku kontrol hingga aku tak bisa untuk tidak bicara dengan mambentak

“kau benar, AKU INGIN MATI” teriaknya di depan wajah ku, ia mencoba kembali berlari ke jalanan, tapi dengan sigap aku menariknya tangannya dan membawa gadis ini masuk ke dalam mobil dengan paksa karna ia terus memberontak, aku tidak mau ambil resiko bila terus berdebat di luar sewakti-waktu ia bisa melarikan dirinya lagi untuk di tabrakkan ke kendaraan yang melintas di sekitar sini. Aku sengaja mengunci pintu mobil agar gadis ini tidak melakukan hal-hal gila lainnya.

“ada apa dengan mu ? jika kau punya masalah kau bisa bercerita padaku, aku akan mendengarkan mu” ucap ku perlahan

“kau tahu ? aku seperti ini karna DIRIMU !” ucapnya setengah berteriak

“apa maksud mu ?”

“kau benar-benar brengsek”

“mwo?”

“kau menghancurkan hidup ku, hidupku berantakan karna mu “

Apa yang di bicarakan gadis ini ? aku masih belum mengerti

“ lebih baik aku mati dari pada melahirkan anak haram”

Satu kalimat itu cukup mengembalikan ingatan ku, aku tahu yang di maksudnya

“MWO???”

“kau masih tidak ingat dengan apa yang kau lakukan? “

“kk,,kau hamil?” tanya ku mencoba menebak, ku harap tebakan ku salah

“sebuah janin tidak bersalah hadir karna perbuatan mu !!!” gadis di hadapan ku ini benar-benar terlihat frustasi dengan ucapannya sendiri. Ya tuhan aku tidak percaya ini, apa yang harus ku perbuat arrrggghhh kyuhyun bodoh apa yang sudah kau lakukan

Drrrrrrttt drrrrrrttt telepon ku bergetar tertlis nama hyukjae di layar sana

BIP aku menerima panggilan ini, sebelah tangan ku memegangi telepon dan sebelahnya lagi memegangi rambut ku sendiri

“yeoboseyo ?” sapa ku

“ya ! kyuhyun-ah neo eodiseoyo?”

“aku di rumah,waeyo?” jawab ku bohong, ku lirik soojin sebentar ia melihat ke arah jalanan air mata mengalir di kedua pipinya, penampilannya yang acak-acakan. Benarkah aku yang telah menghancurkan kehidupan gadis ini

“ya !!! kau mendengar ku tidak?” suara hyukjae meninggi karna tidak ku hiraukan

“ne, ada apa?”

“kau belum tahu?” kenapa dia bertele-tele tidak tahukah dia betapa kalutnya pikiran ku saat ini

“hyukjae,cepat katakan ada apa!” bentak ku mulai emosi lagi

“hyemi berangkat hari ini”

“MWO??????” jantung ku berdegup kencang, aku tidak bisa menerima ini hyemi tidak boleh pergi

“jam berapa dia pergi !”

BIP sambungan telepon putus,sial !

Aku menangkupkan kepala ku di setir mobil, kepala ku benar-benar pusing

“aku akan menggugurkannya” sontak kepala ku tegak menatap gadis itu

“apa yang kau katakan?”

“dari pada dia menjadi anak haram,lebih baik dia tidak pernah ada”

Sontak emosi ku pecah mendengar itu,kenapa semua datang secara bertubi-tubi pada ku

“Kau gila?”

“ya,sekarang aku cukup gila untuk bisa melakukan itu ?”

“Dengar, AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMBIARKAN MU MELAKUKAN ITU !!!”

Ya tuhan aku benar-benar gila sekarang, kenapa semuanya terjadi di saat yang bersamaan. Hyemi ku mohon jangan tinggalkan  aku di saat seperti ini. Anak itu dia juga tidak boleh mati,ini semua salah ku demi apapun ku pastikan anak itu akan tetap lahir.

 

TBC

Part ini kepanjangan ga sich reader? Cz rasanya aku sudah duduk berjam2 di dpan lepi

PLAK#malah curcol

Itu si kyu dilema bgt kan?udah puas blum reader liat kyu menderita gitu

#evilsmirk

Blum lagi nanti kyu harus ngadepin oppanya soojin yg udah ngamuk2 ndiri noh di rmh

Nantikan part 3 nya ya readersku tercinta XD

 

 

 

13 thoughts on “SERIES :: My Life With Destiny And Your Baby [Part 2]

  1. Gak kepajangan kok thoor itu pas…gimana reaksi hyemi Kl tau org yg di cintainya menghancurkan hatinya Dan hidup sahabatny ? Duhh semoga kyu mau Bertanggung jawab

Leave a reply to nayy Cancel reply