[Yesung] Oneshot – Faith

Author: FiKyu (fb: http://www.facebook.com/loveyume.fitgirl)

Title: Faith

Rating: T (PG 13)

Genre: Romance School life

Length: Oneshoot (1678 words)

Cast:

1. Kim Jongwoon

2. Lee Hyena (OC

3. Support cast belong to the story *sok inggris u,u*

Disclaimer: “Fanfict ini murni pemikiran ngelantur author. Don’t bash! Don’t plagiarsm!”

Happy Reading ^^ mian jika ada Typho.

.

.

.

.

.

 

Seorang gadis bernama Lee Hyena itu tengah termenung di pojok kamarnya. Sudah hampir sejam yang lalu ia melakukan aktivitas yang sama. Memandangi sebuah bingkai yang berisi potret dirinya bersama teman-temannya 3 tahun yang lalu. Ya, kini 3 tahun itu akan berlalu sebentar lagi. Bahkan Hyena tak pernah membayangkan jika 3 tahun itu akan terasa sesingkat ini.

“Hyena-ya apa kau akan terus melamun seperti itu? Ini sudah sore. Kau tak mau lagi membantu Eomma memasak?,”kata eommanya berjalan ke arah Hyena. Beliau sedikit mengeraskan nada bicaranya di akhir kalimatnya.

“Oh ne mianhae Eomma,”Hyena merasa malu dan bersalah. Ia takut Eommanya berpikiran, “Hyena-ya apa kau berpura-pura menyibukkan diri agar terbebas dari pekerjaan rumah kah?”

“Eomma paham kau pasti bersedih karena acara perpisahan sekolah itu tinggal sebentar lagi. Tapi ingat Hyena-ya, kau harus tetap belajar mandiri untuk mengurusi semua pekerjaan rumah. Kau bukan terlahir sebagai putri yang segala keperluannya sudah ada yang mengurus,”nasehat bijak sang Eomma. Hyena tersenyum.

“Ne Eomma. Arraseo,”dalam hati Hyena paham bahwa Eommanya benar-benar menyayanginya. Mendidiknya dengan benar.

Hyena mengikuti langkah Eommanya menuju dapur kecil yang berada di rumah mereka. Terlihat Hyena tampak sibuk mengeluarkan beberapa sayuran dari kulkas kemudian memotong-motongnya dengan telaten. Sementara itu Eomma terlihat sedang memasukkan beberapa bumbu untuk diblender. Hyena senang Eommanya mendidiknya untuk mandiri. Walaupun, dulu ia sempat berpikir, “Ini tak adil! Kenapa disaat teman seumuranku asyik bermain dan dimanjakan orangtuanya aku harus lelah untuk mengurusi semua pekerjaan rumah. Yang seharusnya Eomma lakukan.”Seiring berjalannya waktu ia mulai berpikir dewasa, bahwa ini memang jalan yang terbaik untuknya. Agar ia menjadi orang yang mandiri dan bisa mengurusi segala keperluannya sendiri.

“Eomma, Apa Appa akan pulang hari ini?,”Hyena memecah keheningan yang terjadi karena Eommanya sepertinya terlalu fokus untuk memasak dan sedikit mengabaikannya. Eomma yang merasa diajak mengobrol pun menoleh.

“Oh, Appamu masih menjual beberapa ikan hasil tangkapannya di Jagalchi Market,”Eomma tersenyum pada Hyena. Hyena menarik napas panjang kemudian membuangnya. Ia harus bisa mengerti keadaan, walaupun ia sangat merindukan Appanya.

***

Setelah selesai memasak dan sarapan Hyena kembali ke kamarnya. Bingkai foto itu lagi-lagi menjadi pusat perhatiaannya. Ia beralih dan kembali memandangi foto itu di sudut kamarnya. Membiarkan jendela kamarnya terbuka, padahal udara musim dingin ini begitu menusuk. Tapi gadis ini seolah malah menikmatinya, menikmati musim di mana ia pertama kali bertemu dengan seseorang yang selama ini dicintainya. Hari itu, tepat saat ia pertama kali menjadi murid SMP. Entahlah, ini cinta monyet atau apa? Yang jelas namja itu sulit dilupakan Hyena hingga saat ini.

***

#Flash_Back

Seorang gadis terlihat mengeratkan seragam musim dinginnya. Halte bus itu tampak lenggang, hanya ada beberapa orang yang menunggu di sana. Berseragam sama dengan gadis itu.

“Jongwoon Oppa, tak biasanya kau naik bus?,”Hyena menolehkan kepalanya memperhatikan percakapan orang di sebelahnya. Hyena memicingkan sejenak matanya, ia sepertinya mengenal pria bermata sipit yang menjadi lawan bicara gadis cantik di sebelahnya.

“Oh mungkin supir di rumahku sedang sibuk hari ini. Dan pasti Appa Eomma juga masih sibuk di Byeongwon, jadi mereka mungkin tak sempat menjemputku,”Hyena terus memperhatikan percakapan orang di sebelahnya ini. Tanpa sadar ia tersenyum saat memandangi wajah Jongwoon.

Tiinnnnnnnn

Bunyi klakson bus berwarna hijau itu mulai mendekat. Membuat perhatian Hyena terpecah. Ia mulai naik ke bus yang pintunya terbuka secara otomatis itu.

***

Hari itu. Ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Entah siapa yang mengajarinya untuk tersenyum-senyum sendiri saat mengingat wajah Jongwoon. Tapi ada sesuatu yang membuatnya penasaran, siapa yeoja cantik yang mengobrol dengan Jongwoon tadi? Ah….., molla.

“Permisi, bolehkah saya duduk di sini?,”sebuah suara namja membuyarkan lamunan Hyena. Gadis itu menengok dan mendapati orang yang dipikirkannya kini berada di depannya. Kemudian namja itu segera memenuhi tempat kosong yang berada di sebelah Hyena.

“Ne,”jawabnya singkat. Entah kenapa lidahnya terasa kelu untuk mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya ingin ia ucapkan.

Hening…..

Tak ada percakapan apapun diantara kedua orang tersebut. Hanya sesekali Hyena memainkan ke sepuluh kukunya karena gugup. Sementara itu Jongwoon seolah tak peduli dengan keadaan di sekelilingnya karena sepasang earphone terlihat menjuntai dari kedua telinganya.

***

Hyena melangkahkan kakinya agak terburu-buru pagi itu. Ia agak sedikit terlambat, karena harus berbenah dulu di rumah. Koridor sekolah tampak telah sepi dari biasanya.

“Hemmmm, untunglah belum ada songsaenim di kelas,”gadis itu menghembuskan napas leganya ketika berada di depan kelas. Belum ada guru memang, tapi tetap saja tatapan risih dari teman-temannya tertuju pada diri Hyena. Yang bisa dikatakan sangat “disiplin” pada hari-hari pertamanya sebagai seorang siswa SMP.

***

Jam istirahat tiba. Hyena memutuskan untuk mengisi waktu luangnya di perpustakaan. Ia ingin mencari referensi untuk tugas-tugas meresumenya.

“Hyena-ya!,”seseorang meneriaki namanya dari belakang. Hyena menoleh dan mendapati HiuHwi tengah berlari ke arahnya.

“Kenapa kau memanggilku HiuHwi~ya?,”Gadis itu segera menanyai teman sebangkunya tersebut.

“Kau mau kemana?,”bukannya menjawab HiuHwi malah balik bertanya.

“Perpustakaan,”jawab Hyena singkat. HiuHwi langsung menggandeng tangan Hyena yang mengisyaratkan,“Aku ikut.”

***

Hyena mengambil beberapa buku kemudian membritahu kepada penjaga perpustakaan bahwa ia akan meminjam semua buku-buku itu untuk tugasnya. Setelah petugas perpustakaan mencatat semua buku pinjamannya di kartu perpustakaan gadis itu pun beranjak pergi.

“Kau?,”seseorang membuatnya berhenti.

“Kau yang di bus itu kan?,”tanya seorang namja yang berada di depan Hyena. Hyena gugup, ia paham namja ini siapa. Dia Jongwoon namja yang membuatnya berperasaan aneh akhir-akhir ini. Hyena hanya bisa mengangguk.

“Ahaha, aku baru tau jika kau juga sekolah di sini,”Jongwoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Mungkin saat di halte bus Jongwoon tak terlalu memperhatikan Hyena, karena jelas-jelas Hyena mengenakan seragam yang sama dengan dirinya.

“Bolehkah kita ngobrol sebentar?,”tanya Jongwoon lagi sukses membuat Hyena terperanjat. Dan lagi-lagi ia hanya bisa mengangguk.

“Hyena-ya aku sudah-,”ucapan HiHwi terpotong ketika melihat Hyena tengah mengobrol bersama seseorang.

“Jongwoon-ssi?,”sapa HiuHwi tiba-tiba saat melihat siapa orang yang mengobrol dengan Hyena. Hyena mengalihkan tatapan matanya pada HiuHwi, seolah-olah bertanya,“Kau mengenalnya?”

“Aku cukup mengenalnya, walaupun kami tak begitu akrab. Aku satu tim dengannya dalam sanggar drama,”jelas HiuHwi yang seolah mengerti arah tatapan mata Hyena.

***

Hari itu. Entah apa yang membuat ia menjadi akrab dengan seorang Kim Joongwoon, yang notabene adalah salah satu namja yang tampan dan kaya di sekolah. Walaupun ia tak sepopuler Cho Kyuhyun putra keturunan kolongmerat itu. Sikap Jongwoon yang ternyata sangat ramah pada seseorang yang telah dikenalnya membuat kekaguman Hyena semakin bertambah. Jongwoon terkesan dingin dan sombong memang pada orang belum begitu dikenalnya, tapi ia akan bersikap sangat baik jika orang itu sudah dikenalnya dengan akrab.

Drrttt

Drrttt

Ponsel dalam saku Hyena bergetar. Sejenak ia pun menghentikan aktivitansnya yang sedang memotong-motong sayuran di dapur. Mengambil benda putih persegi panjang itu dan membaca sejenak pesan yang ada di dalamnya.

From: Jongwoon

Hyena-ya jangan lupa belajar untuk ulangan tengah semester besok ^^

To: Jongwoon

Ok 🙂

Percakapan singkat itu mampu membuat Hyena tersenyum-senyum sendiri. Walaupun Hyena sadar tak ada yang istimewa dari pesan singkat itu. Hanya sekedar pesan biasa! Jongwoon memang senang mengobrol lewat pesan singkat pada teman-temannya. Termasuk Hyena. Salah satu hal yang disukai Hyena pada diri Jongwoon, namja itu tak memiliki kesombongan sama sekali. Walaupun, ada hal yang pantas membuatnya sombong. Selain itu Jongwoon juga sering mengadakan kegiatan sosial, untuk sekedar berbagi dengan anak-anak di panti asuhan.

***

2 tahun berlalu. Hyena masih menyimpan perasaan itu. Perasaan cintanya pada Jongwoon. Jantung gadis itu akan selalu berdetak lebih cepat jika berada di dekat Jongwoon. Bahkan, hanya dengan mendengar namanya mampu membuatnya merasakan hal itu.

“Kau sendirian?,”seseorang menghampiri Hyena saat gadis itu tengah melamun di taman sekolah. Hyena menoleh dan mendapati HiuHwi tengah duduk pada tempat kosong di sebelahnya.

“Masih memikirkannya?,”tanya HiuHwi. Hyena mengangguk.

Selama ini Hyena hanya bisa menceritakan semua perasaannya kepada HiuHwi. Karena ia sadar, ia tau bahwa seorang yang sesederhana dirinya tak akan pantas bersanding dengan seorang namja sesempurna Kim Jongwoon.

“Hey,, kalian berdua sedang sibuk tidak?,”seseorang menghampiri kedua gadis yang sedang duduk santai tersebut. Hyena dan HiuHwi mendapati Jongwoon tengah berdiri di hadapan mereka dengan tatapan mata yang berbinar.

“Kau kenapa Jongwoon-ssi?,”tanya HiuHwi. Sementara itu Hyena hanya terdiam, detak jantungnya benar-benar tak terkontrol jika sedang berada di dekat Jongwoon seperti ini.

“Jja,”Jongwoon menunjukkan foto seorang gadis yang tertera di ponselnya. Tampak foto 2 orang gadis di sana.

“Sepupumu?,”Hyena spontan mengeluarkan suaranya ia mengenali salah satu wajah dari mereka. Raemi, sepupu Jongwoon yang dilihatnya di halte bus saat itu. Entah apa yang membuatnya berani mengeluarkan kata-kata di depan Jongwoon.

“Dan gadis yang di sebelahnya adalah HiuHwi gadis yang aku sukai. Aku sangat senang ternyata HiuHwi cukup dekat dengan Raemi, ia teman Raemi di tempat bimbingan belajarnya,”jawab Jongwoon panjang lebar. Saat itu juga Hyena merasakan sesak yang teramat di dalam rongga dadanya.

“Oh ya aku ke kelas dulu, ia pasti sedang berada di kelas sekarang,”Jongwoon segera berlari ke arah kelasnya. Tanpa mempedulikan bagaimana kacaunya Hyena saat ini.

“Kau yang sabar Hyena-ya,”HiuHwi menasehati Hyena saat melihat perubahan ekspresi pada wajah gadis tersebut. Hening. Sepertinya hatinya terlalu sakit saat ini.

Bagaimana bisa kenyataan ini menghampiri Hyena. Ia sudah memendam perasaannya selama 2 tahun ini pada Jongwoon, tapi kenyataan yang diterimanya sekarang adalah, “Jongwoon tak memiliki perasaan apapun terhadapnya”

***

Sejak saat itu hubungannya dengan Jongwoon agak sedikit merenggang. Bukan! Bukan Jongwoon yang menjauh dari Hyena. Tapi gadis itu cukup sadar dan memilih menjauh dari Jongwoon. Ia tak ingin menjadi terlalu sakit lagi. Walaupun, sampai beberapa waktu terlewat pun ia tak dapat melupakan pria bermata sipit tersebut.

#Flash_Back_end

***

Hyena meletakkan bingkai lagi bingkai foto itu di pojok nakas tempat tidurnya. Saat warna oranye itu telah berbias di langit barat. Ia harus mempersiapkan semua keperluannya untuk acara perpisahan besok. Dan juga mulai belajar untuk tes masuk SMA.

“Ini bukan cerita dongeng yang selalu berakhir happy ending. Dimana seorang gadis miskin bisa bersanding dengan seorang pangeran impiannya,”batin Hyena. Gadis itu kemudia bergegas ke meja belajarnya dan mengerjakan beberapa latihan soal untuk tes masuk SMAnya nanti.

Bagaimanapun juga ia harus menerima realita bahwa Jongwoon tak memilki perasaan apapun terhadap dirinya hingga saat ini. Apapun itu Jongwoon tetaplah orang yang dicintai Hyena hingga saat ini, sejak 3 tahun lalu. Walaupun menyimpan perasaan secara sendirian itu terasa menyenyaksakkan. Tapi gadis ini melakukannya, ia tak dapat menghapus perasaan cintanya pada Jongwoon.

“Aku yakin di masa depan ia akan bersamaku jika memang ia takdirku. Tapi jika tidak, aku akan tetap menyimpannya dalam satu ruang khusus di bagian hatiku. Dan aku yakin siapapun itu yang menjadi takdirku, dialah yang terbaik.”

***

FINISH.

Leave a comment