(KYUHYUN/ONESHOOT) Can’t Leave you, Cho!

 

Tittle: Can’t Leave you, Cho!

 

Author: Ginny Nadia

 

Twitter: @sarahn901

 

Cast: – Song Eun Soo

– Cho Kyuhyun

 

Genre: Fluffy, romance

 

Lenght: Oneshoot

 

Rated: PG-17/ Straight

 

Disclaimer: The original story pure of mine. All cast belong of themselves. Please! Don’t bash me and copy without permission. *-*

 

Cover by. Nabila Solicha

 

 

 

“Karena aku merindukanmu, saat kau tak ada di dekatku.”

 

“Aku hanya bisa diam dan terus saja memikirkanmu.”

 

 

Malam mengikat akan kisah kelamnya. Menyepi akan sang waktu tanpa denting. Bersulang dalam rintik lirihan sayup. Menjelma dingin. Di balik setitis cahaya temaram itu, matanya mengembun. Mengungkung akan raut sendu nan membasuh wajah. Legiun udara di awang terkencar, menyentuh derai tangisnya. Semburat ingatan itu hilang bak tiada sisa. Lalu, apa yang bisa dilakukannya? Ketika ia melangkah, namun dirasakannya tak tentu arah. Di kala ia mencoba tenang, padahal sebaliknya begitu menakutkan.

 

 

Kemudian, ia terduduk di lorong sunyi ini. Dalam hati, ia memohon pada angin untuk menguatkannya. Tangan gemetarannya memeluk lutut posesif. Gemerutuk gigi sendiri, pun selaksa memagutnya dalam peri. Daratan ini begitu sunyi. Daratan ini sangatlah asing. Sebenarnya, ia terjerembab dalam dunia yang mana, Tuhan?

 

 

Ia meringis dalam gulana. “Ya Tuhan, tolong aku. Aku takut….”

 

 

*****

 

 

Sekiranya, dunia ini boleh untuk memilih hidup yang seperti apa. Maka, semua mungkin akan sangat jauh lebih indah. Tak akan ada luka di dunia ini. Tak akan ada tangisan juga rasa sakit. Namun, kenyataannya tidak, bukan? Entah sadar ataupun tidak, sejujurnya sesuatu yang terjadi itu adalah proses pendewasaan diri. Menyongsong kehidupan dengan sisi yang lebih kuat lagi.

 

 

Layaknya seseorang ini. Pembawaannya yang tenang juga pancaran harapan. Ia selalu percaya, bahwa hidup itu adalah kerja keras. Tentang kebahagiaan, maka pasti akan terasa dengan sendirinya, jika seseorang itu menerima lapang setiap apa yang Tuhan torehkan. Apapun itu.

 

 

Cho Kyuhyun― pria itu tersenyum cerah. Seiring dengan untaian harinya nan menyenangkan. Ya, hari ini Han Bun yeol sangat cepat menangkap pelajaranya. Meskipun, ia berbeda dengan bocah seusianya kebanyakan. Namun, bocah lelaki itu sangatlah punya semangat yang tinggi. Lalu, apa lagi kebahagiaan dari seorang guru privat anak penyandang tuna runggu seperti Kyuhyun? Selain, melihat muridnya berkembang sangat pesat.

 

 

Kyuhyun mengayunkan laju sepedahnya lebih cepat. Menyusuri lorong sempit ini. Keluarga Han tadi memaksanya makan malam di sana, jadilah ia pulang sedikit terlambat dari biasanya. Rumah Kyuhyun berada di atap gedung, diantara hiruk pikuk kepadatan di bawah langit kota Seoul. Pria ini mendesah panjang, tatkala dirasakannya ia telah sampai di rumah atap. Perlu sedikit keringat sebenarnya, mengingat ia harus menaiki sepedah ke tangga tadi. Kyuhyun baru saja akan mengambil kunci di ransel, ketika sebuah suara tangisan kecil tergaung di telinga.

 

 

“Oh?” Ia bergumam. Tanpa sadar tungkai kaki Kyuhyun menyeretnya semakin dekat dengan sumber suara itu, hingga …

 

 

“Astaga!” Cho Kyuhyun nyaris terperanjat seketika. Ia sempat berpegangan kuat pada meja kecil di sisi kanannya. Betapa tidak? Seseorang itu, ia seperti …

 

 

“Kau bisa melihatku?”

 

 

Cho Kyuhyun masih termangu, tak percaya. “Huh?”

 

 

*****

 

 

Cho Kyuhyun meletakan sepatunya di rak, lalu mengganti dengan sandal rumah. Pun, ia tak lupa menggantung mantelnya. Sama sekali, ia tak mampu berpikiran apa-apa lagi. Tentang apa yang dialaminya saat ini. Ia terduduk pada bantal meja makan, memandang lesu seseorang di depannya. Pada seorang gadis berdress putih selutut yang tak lepas tersenyum kearahnya. Terpilin dalam balutan wajah polos dengan mata yang bersinar, ketika tersenyum. Aneh, bukankah tadi ia menangis? Sulit dipercaya, bukan? Sebenarnya mahluk apa dia ini?

 

 

“Kau bukan malaikat maut atau Shinigami, ‘kan?” Kyuhyun menelan ludah sendiri saat menanyakannya. Gadis itu mengeleng cepat membalasnya.

 

 

Kyuhyun menghela nafas sesaat, kemudian ia bertanya lagi. Perasaannya begitu campur aduk sekarang, antara bingung juga takut. “Atau kau… Gu-gumiho?”

 

 

Gadis itu terdiam sejenak. Ia memiringkan kepalanya sedikit, lalu menatap intens Cho Kyuhyun. Sementara, Cho Kyuhyun setengah mati menahan diri untuk tak berlari ataupun memekik kencang sekarang. Mungkin benar Gumiho itu hanya legenda, tapi bukankah itu berarti benar pernah nyata? Ya Tuhan, Cho Kyuhyun masih ingin hidup lebih lama… Gadis itu memang cantik seperti malaikat, siapapun mungkin rela mati karenanya. Tapi, tetap saja. Cho Kyuhyun masih mau meneruskan cita-citanya dulu sebagai Dokter. Ya Tuhan, jangan sampai …

 

 

“Aku bukan Gumiho.” Gadis itu tersenyum begitu manis setelahnya.

 

 

Kyuhyun tersentak, namun tetap tak bernafas lega. “La… lu?”

 

 

“Namaku Song Eun Soo. Sebenarnya, aku tersesat. Tadinya, aku hanya berniat jalan-jalan sekitar rumah sakit. Dimana aku terbaring koma…”

 

 

“Tunggu! Koma?” Kyuhyun menyela, cepat.

 

 

Song Eun Soo mengeleng, kemudian mengangguk-ngangguk kecil seraya tersenyum simpul. Ia belum berniat mengindahkan pertanyaan Kyuhyun, kemudian melanjutkan. “Aku penasaran, bagaimana rasanya berjalan-jalan tanpa terlihat orang lain. Awalnya, sangat menyenangkan, ketika naik turun bis tanpa membayarnya. Pergi ke taman bermain seenaknya, kemudian bertemu banyak orang. Tapi lama-lama, aku bingung sudah sejauh mana melangkah? Aku tidak tahu caranya untuk kembali ke rumah sakit. Selama ini Appa juga selalu memgawalku dengan seorang supir untuk pergi kemana-mana. Mungkin, itu adalah salah satu penyebabnya. Seingatku, tadi hanya naik bis lalu turun begitu saja. Tanpa sadar aku berjalan hingga sampai kemari. Aku tidak tahu harus bagaimana, sekedar untuk bertanya dengan orang lain pun tidak bisa. Tapi, kau… Kau bisa melihatku, ‘kan? Jadi, kurasa kau―”

 

 

“Tu… tunggu! Jadi kau?” Song Eun Soo mengangguk kecil, seolah paham akan arah ucapan Kyuhyun.

 

 

*****

 

 

“Cho Kyuhyun…”

 

 

Pria itu yang dipanggil hanya meracau dalam tidurnya. Ia masih sepenuhnya terpejam, ketika suara-suara kecil berdengung. Ini masih pagi, lalu siapa yang mengusik tidurnya? Cho Kyuhyun mengerjap, ia memijat pelipisnya sesaat. Semalaman ia tak bisa tidur memikirkan ini, semua penjelasan gadis itu. Tck! Semuanya tak masuk di akal. Yang benar saja!

 

 

Kyuhyun baru hendak beranjak, namun dirinya di buat tercenang seketika. Hingga …

 

 

“Cho Kyuhyun!”

 

 

Kyuhyun sontak saja memundurkan wajahnya. Gadis itu tepat berjongkok di sisi tempat tidurnya. Astaga! Rupanya ia yang sedari tadi bersuara akan nama Kyuhyun di telinga. Pria itu mengemurutu. “Oh, Damn it! Kau mengangetkanku, huh?”

 

 

Song Eun Soo justeru tersenyum mendengarnya. “Kau sudah bangun?”

 

 

Kyuhyun memutar bola matanya. Ia ingin minum segelas air untuk menjernihkan kepalanya. “Kau lihat, aku sudah bangun, bukan?” Lalu, Kyuhyun berjalan kearah lemari pendingin. Tak butuh beberapa menit lamanya. Hingga ia langsung menenggak habis air dingin yang telah diambilnya dari sana.

 

 

Song Eun Soo terdiam seraya berdiri. Ia mengamati setiap gerak- gerik sosok tinggi tegap itu, seolah tanpa celah. Segaris senyum riang terus berderai di bibirnya. Bertemu dengan Kyuhyun seperti keajaiban baginya. Bukankah, benar begitu? Sekarang mana ada seorang manusia biasa mampu melihat roh dengan mata telanjang seperti dirinya?

 

 

Kyuhyun bergeryit. Ia mendesah panjang, menatap gadis itu yang terus saja melihatnya. “Kau…” Kyuhyun menjeda ucapannya. “Bagaimana kau tahu namaku?”

 

 

“Dari sana.” Eun Soo meruntun tangannya, menunjuk pada setumpuk buku yang tertata rapi pada almari sudut ruangan. Tadi, Eun Soo tak sengaja menemukan nama Kyuhyun pada salah satu buku saat tengah membereskan rumah atap Kyuhyun. Jadilah, gadis itu yakin bahwa itu nama pria yang ada di hadapannya ini. Rumah atap Kyuhyun memang sangatlah mini juga serba seadanya. Hanya berisi satu kasur lipat, satu lemari pakaian, lemari pendingin, juga almari kecil tempat buku, kamar mandi juga dapur dengan meja kecil yang semuanya berada dalam seruangan. Namun, tetap saja Eun Soo tak merasa keberatan sama sekali membersihkannya. Ini bahkan kali pertamanya ia melihat langsung sebuah rumah atap. Selama ini, Eun Soo hanya pernah melihatnya dari televisi ataupun cerita orang-orang saja. Tapi, sekarang …

 

 

“Kau yang membereskannya?” Eun Soo menghentikan lamunanya cepat, saat suara Kyuhyun kembali terdengar.

 

 

“Itu―”

 

 

“Sebelumnya, terima kasih. Tapi, perlu aku ingatkan satu hal. Kau jangan pernah mengutak-ngatik barang-barangku lagi.” Kyuhyun berucap selaksa begitu dinginnya. Ia memang tak suka barang-barangnya disentuh orang lain tanpa sepengetahuan dulu. “Lagipula, aku sudah terbiasa menatanya sendirian.”

 

 

Song Eun Soo bergeming. Tiba-tiba saja ia merasakan hatinya mencelos. Sebenarnya, ia tulus melakukan itu. Tapi, kenapa pria itu justeru bersikap seperti itu akan apa yang telah Eun Soo perbuat?

 

 

Sebenarnya, Kyuhyun melihat tatapan Eun Soo yang meredup di sana. Tapi, sekarang ia memang harus tegas. Hidup Kyuhyun sudah cukup rumit dengan kegigihannya meraih cita-cita. Oh, ayolah! Sekarang, ia ingin fokus dengan mimpinya saja. “Aku juga belum bilang kalau akan membantumu, bukan? Jadi, sebaiknya―”

 

 

“Aku minta maaf…” Kali ini Kyuhyun menatap Eun Soo dengan sorot mata yang berbeda, tak sedatar tadi. Dilihatnya, Eun Soo dengan mata yang sudah berkaca-kaca di sana. Ya Tuhan, apa sekarang ia telah membuat gadis itu menangis?

 

 

Kyuhyun masih tak lepas memandang Eun Soo yang berniat menyuara. “Sepertinya, kau tidak menyukai kehadiranku di sini benar ‘kan?” Kyuhyun ingin membuka mulutnya, sadar akan sikap apa yang telah dilakukannya tadi. Namun …

 

 

“Aku pasti membuatmu terganggu, bukan? Kupikir bertemu denganmu maka semua masalah akan selesai. Tapi, sepertinya aku hanya menjadi beban bagimu saja. Kau pasti sangat sibuk dengan urusanmu sendiri dan tidak sempat membantuku.” Song Eun Soo mengenggam ujung dressnya. Susah payah ia menahan diri untuk tak menangis. Ketakutan terbesarnya sekarang adalah ia tidak bisa hidup lagi. Karena, ia belum bisa menemukan jasad kasarnya. Itu berarti Eun Soo akan menjadi roh terus seperti ini. Selamanya. “Jadi, Cho Kyuhyun. Sebaiknya, aku pergi saja. Aku minta maaf atas ketidaknyamananmu….”

 

 

Song Eun Soo sempat tersenyum kearah Kyuhyun sebelum ia memutar tubuhnya. Berlalu pergi tanpa tahu arah yang pasti. Mungkin, ini sudah takdirnya. Menjadi seorang roh yang terus saja mencari rumah sakit dimana jasadnya terbaring. Cho Kyuhyun tak salah. Eun Soo mencoba paham akan hal itu. Semua ini salahnya, ya itu benar. Andai saja ia tak terlalu penasaran tentang menjadi gadis bebas juga normal seperti manusia kebanyakannya. Bisa berjalan-jalan sesuka hati, tanpa dilarang Appanya. Mungkin saja, tak akan seperti ini akhirnya. Setidaknya, kalau saja Eun Soo tak terlalu nekat. Ia masih bisa sadar kembali, bukan? Song Eun Soo meringis, getir. Siap ataupun tidak, kenyataannya Eun Soo harus membawa diri, tentang hidup apa yang akan ia jalani setelah ini. Ya Tuhan, apa Eun Soo sanggup? Apa akan ada cerita bahagia di sini?

 

 

Song Eun Soo telah berdiri di depan pintu rumah atap Cho Kyuhyun. Seperti roh kebanyakan, Eun Soo belum bisa menembus apapun. Karena, sebenarnya ia belum benar-benar mati. Gadis itu mengulurkan tangannya meraih knop pintu dengan sedikit ragu, ketika dirasakan seseorang berdiri di samping.

 

 

“Sebenarnya, aku mau membantumu. Tapi―”

 

 

“Benarkah?”

 

 

*****

 

 

Song Eun Soo terus saja tersenyum ceria. Matanya tak lepas memandangi Cho Kyuhyun yang tengah duduk di depannya. Pria itu sekarang sedang menikmati makanan buatannya. Meskipun, Eun Soo terkesan manja juga bersikap seolah seperti anak kecil, tapi masakannya lumayan. Cho Kyuhyun, dalam hati ia mengakui itu. Gadis itu terlihat begitu gembira saat Kyuhyun bersedia membantunya. Ia bahkan tak keberatan sama sekali kala Kyuhyun mengajukan persyaratan untuknya. Dan tahu apa persayaratannya? Terdengar sangat konyol. Pria itu meminta Song Eun Soo untuk tidak terlalu dekat-dekat dengannnya, minimal mereka harus berjarak satu meter. Entahlah, Kyuhyun sendiri tak mengerti mengapa ia setega itu. Tapi, Kyuhyun selalu merasakan dirinya bergidik ataupun aneh, saat Eun Soo berada di dekatnya. Atau, ia memang belum terbiasa dengan kehadiran seorang wanita di rumahnya. Ini sungguh membingungkan!

 

 

Song Eun Soo mengerjap, tatkala melihat pria itu telah menghentikan makanannya. Kini, pria itu membangunkan tubuhnya kemudian menggantung ransel di punggung. Ya, benar Cho Kyuhyun memanglah seorang pelajar sama seperti dirinya. Mendadak saja Eun Soo merasa sedih, saat ia sadar akan ditinggal sendirian. Meskipun, Eun Soo sudah tahu, namun tetap saja ia menanyakannya. “Sudah mau berangkat, ya?”

 

 

Kyuhyun berdehem singkat. Ia membalikan tubuhnya. “Nanti sore aku akan kembali lagi. Kau jangan kemana-mana sebelum aku kembali. Mengerti?”

 

 

Song Eun Soo menarik senyumnya, setengah tak rela. “Selama itu?”

 

 

“Kalau kau bosan. Kau bisa menonton televisi.” Kyuhyun melangkah tak acuh. Ia bergerak pada rak sepatunya. Tak butuh beberapa detik untuknya memakai sepatu.

 

 

“Cho Kyuhyun….”

 

 

Sentak saja Kyuhyun menghentikan kegiatannya, seiring dengan terdengar suara Eun Soo. Diliriknya Eun Soo yang terdiam di sana dengan tatapan berkabut.

 

 

Eun Soo mengigit bibirnya, gamam. “Aku… aku ingin ikut.”

 

 

“Huh?”

 

 

“Aku janji tidak akan menganggumu,” ucap Eun Soo, cepat. Matanya berbinar setelahnya.

 

 

“Tetap saja tidak boleh. Aku ini ke sekolah, bukannya untuk jalan-jalan.” Kyuhyun merendahkan nada suaranya. Ia tidak mau membuat gadis ini menangis lagi seperti kemarin. Seumur-umur, Kyuhyun baru melihat gadis seusia Eun Soo menangis seperti itu. Layaknya anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh sang Ibu.

 

 

“Tapi, Cho Kyuhyun aku―”

 

 

“Kau ini kenapa sulit sekali dibilang, huh? Apa susahnya untuk menurut?” Tanpa sadar Kyuhyun telah melakukannya lagi. Dan, ternyata benar. Gadis itu telah terisak di sana. “Song Eun Soo aku tidak…”

 

 

“Aku minta maaf. Aku pasti sangat merepotkanmu, ya? Aku terlalu banyak meminta hal yang tidak-tidak. Cho Kyuhyun, aku janji mulai sekarang. Aku tidak akan menuntut apapun denganmu.” Song Eun Soo menengadah. Air bening itu masih membasahi matanya.

 

 

“Bukan begitu, Song Eun Soo. Aku hanya…” Kyuhyun mendesah panjang-panjang. Lalu, “baiklah, kau boleh ikut.”

 

 

Song Eun Soo masih bergeming di tempatnya. Seolah belum paham benar akan ucapan Kyuhyun barusan.

 

 

“Aku serius.” Kyuhyun menekankan ucapannya. Satu hal yang membuat Kyuhyun yakin sekarang tentang gadis itu. Ia terlalu rapuh.

 

 

*****

 

 

“Cho Kyuhyun, kau tahu ini pertama kalinya bagiku.” Song Eun Soo tersenyum lepas, mungkin saja ia akan lupa caranya untuk menangis setelah ini. Begitu senang, serasa dunia penuh balon berwarna terang. Itulah yang tergambar dalam relung hatinya sekarang.

 

 

Cho Kyuhyun tersenyum simpul mendengarkan penuturan polos gadis itu. Ia bahkan hanya mengajak gadis itu menaiki sepedahnya, kemudian membiarkan Eun Soo terduduk di depan. Lalu, apa yang menyenangkan? Cho Kyuhyun telah mengabaikan persyaratannya. Tubuhnya begitu dekat dengan Eun Soo, nyaris tanpa jarak sesentipun. Cho Kyuhyun bisa merasakan tubuh dingin Eun Soo. Seberkas kenyataan tiba-tiba saja membuatnya bahagia, ketika sadar hanya ia saja yang dapat menyentuh juga merasakan Song Eun Soo. Oh, astaga! Apa yang ia pikirkan? Sepertinya, ada yang salah dengan otak Kyuhyun hari ini. Pun, Kyuhyun mengelengkan kepalanya cepat. Ia berdehem. “Kau memangnya belum pernah naik sepedah seperti ini?”

 

 

Song Eun Soo terdiam. Pria itu mengajaknya bicara? Bukankah itu terdengar aneh? Dalam hati Eun Soo merasakan ini adalah awal baik bagi mereka. Song Eun Soo menghela nafas. “Appa tidak pernah mengijinkanku untuk keluar rumah tanpa pelindung apapun. Berada di bawah matahari seperti ini, aku bahkan tak pernah merasakannya. Kau tahu? Di sekolah pun, aku tidak pernah mengikuti pelajaran olahraga, ikut ekstrakulikuler berbahaya ataupun seperti kegiatan sekolah lainnya.”

 

 

Cho Kyuhyun menaikan sebelah alisnya. “Apa ada alasannya?”

 

 

Eun Soo mengeleng lemah. “Aku tidak pernah tahu alasannya. Tapi, aku percaya itu dilakukannya karena ia terlalu menyayangiku.”

 

 

Kyuhyun mengangguk, setengah tak mengerti. “Omong-omong kau bilang. Kau koma. Itu karena apa?” Kyuhyun mendapati dirinya ingin tahu lebih banyak tentang Eun Soo. Sedikit banyak tahu, sepertinya tidak buruk.

 

 

“Kalau aku mengatakannya. Apakah kau mau berjanji tidak akan pernah menjauh lagi?” Entah kenapa, Eun Soo ingin sekali pria itu menyetujui permintaannya ini.

 

 

“Huh?”

 

 

“Cho Kyuhyun. Selama ini, aku belum pernah mempunyai seorang teman yang bertahan cukup lama denganku.” Eun Soo tersenyum miris. Ia menoleh kebelakang, menatap Kyuhyun yang tercenung di tempatnya. “Apa aku boleh berteman denganmu?”

 

 

Cho Kyuhyun terlihat menerawang. “I … Itu…”

 

 

“Baiklah, aku tetap akan menceritakannya.” Song Eun Soo mencoba tersenyum. Hey! Ia sungguh menyakini dirinya untuk tidak apa-apa. Setiap penolakan itu, bukanlah sesuatu yang baru dalam hidupnya. Jadi, Song Eun Soo harus tetap terlihat kuat.

 

 

‘Aku mau berteman denganmu, Song Eun Soo. Tentu saja…’Cho Kyuhyun hanya bergumam dalam hati. Sebenarnya, ia ingin membuka bibir mengucapkan hal itu, namun cepat-cepat diurungkan. Mengingat pendengarannya telah penuh akan suara gadis yang secara tak langsung berada dalam rengkuhannya ini.

 

 

“Semuanya terjadi begitu saja, Cho Kyuhyun. Aku ingat, saat itu ingin sekali memberontak. Aku berlari jauh, tanpa mengindahkan pangilan Appa ataupun orang-orangnya. Aku benar-benar ingin menghirup udara bebas. Sekedar ingin hidup normal beberapa saat, tapi aku berjanji akan kembali pulang. Tapi, ternyata… Tuhan, berkata lain. Sepertinya, memang tak pernah ada aroma kebebasan untukku. Aku bisa merasakan semuanya. Saat rasa sakit menjamah disekujur tubuh, ketika sebuah benda keras menghentikan langkah juga menghantamku hingga terpental cukup jauh. Setelahnya, aku tak merasakan apa-apa lagi. Sempat terpikir, bahwa aku sudah mati saat itu. Tapi…, kau tahu apa selanjutnya, bukan?” Dilihatnya Kyuhyun yang mengangguk kecil. Kemudian, Eun Soo mengambil nafas. “Sekarang, aku hanya ingin merasakan impianku saat masih hidup, Cho Kyuhyun.”

 

 

“Kau masih hidup. Kau tahu itu.” Cho Kyuhyun meralat.

 

 

‘Bagaimana jika tidak, Cho Kyuhyun? Apa mungkin Tuhan masih berbaik hati dengan gadis pembangkang sepertiku?’

 

 

*****

 

 

Menelaah kumparan cahaya jingga. Seseorang itu tersenyum simpul. Helaian coklat kehitaman menjuntainya dibiarkan terayun, terbawa desir angin berarah. Menghentak titis nan sembulkan berkas senyuman. Bergantung pada tubuhnya yang seolah melayang ke udara. Mengecap sebuah kebahagiaan sederhana. Ya, sederhana. Betapa tidak? Song Eun Soo bahkan hanya tengah menikmati diri akan tubuhnya yang teronggok duduk di ayunan kecil. Namun, ia serasa begitu senangnya?

 

 

Tak sadarkah Eun Soo? Bahwa, seseorang yang berdiri jauh dibelakangnya. Selaksa tiada lepas menatap punggungnya. Entah, sudah berapa lama Song Eun Soo di sana. Pun ia sendiri tak sadar. Sudah berapa lama pula, ia betah melihat Song Eun Soo dari kejauhan. Senyuman itu, wajahnya. Kenapa Cho Kyuhyun tiada henti untuk sekiranya tergerak dari tempat ia terpaku berdiri. Di sebelah sekolah Cho Kyuhyun memang ada taman kecil, sepertinya gadis itu menghabiskan waktu di sini. Tadi, ia hampir saja gelagapan mencari sosok Song Eun Soo apalagi mengingat siapa sebenarnya Eun Soo. Mustahil untuk bertanya pada seseorang, bukan? Namun, ternyata gadis itu ada di sini. Rasa lega itu segera menyelimutinya seketika.

 

 

“Cho Kyuhyun!”

 

 

Pria itu langsung mengerjap, ketika suara itu datang. “Oh?”

 

 

Song Eun Soo beranjak dari ayunan, kemudian berlari kecil menghampiri Kyuhyun. Ketika gadis itu membuka matanya, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia menangkap bayangan Cho Kyuhyun di belakangnya. “Kapan kau datang?”

 

 

Kyuhyun mengeleng cepat. Ia sendiri yakin tengah tersenyum kikuk saat ini. Oh, astaga. Bagaimana mungkin ia tak menyadari ketika Eun Soo telah mengetahui kehadirannya?

 

 

Song Eun Soo memiringkan kepalanya sedikit, melihat Kyuhyun yang terdiam seperti itu. Kemudian ia kembali berkicau, “Cho Kyuhyun, bagaimana sekolahmu tadi?”

 

 

“Huh? Itu… seperti biasa, tak ada yang menyenangkan.” Kyuhyun mendesah pada detik selanjutnya. Ucapan sederhana Eun Soo, entah kenapa seolah menjadi penyelamat hatinya tersendiri. Hatinya? Tunggu, memang ada apa dengan hatinya? Lagi-lagi Kyuhyun mengeleng cepat. Pun ia lebih memilih memutar tubuhnya, kemudian berjalan duluan. Ya Tuhan, sebenarnya ada apa ini? Kenapa hati dan pikirannya seolah tak sinkron?

 

 

Eun Soo bergeryit melihatnya. Ia sedikit berlari kecil untuk menyamai langkah panjang Kyuhyun. “Begitukah?”

 

 

“Um? Apanya?”

 

 

“Sekolahmu, Cho Kyuhyun. Apa sebegitu tak ada yang menariknya?” Kyuhyun mengangguk. Ah, ternyata masih terkait pertanyaan tadi.

 

 

Antara enggan ataupun tidak. Namun, Kyuhyun sesekali tetap menatap Eun Soo. “Kenapa kau ingin tahu sekali, huh?”

 

 

“Aku hanya penasaran. Bagaimana rasanya mendengarkan seorang teman bercerita?”

 

 

Seumur hidup, dalam dunia Cho Kyuhyun. Ini pertama kalinya ia bertemu seseorang seperti Song Eun Soo. Ia yang terlalu ceria juga sangat mudah menangis. Tepatnya, gadis ini seperti anak kecil. Hanya tubuh juga usianya saja yang menyiratkan kalau ia sudah sudah dewasa. Selebihnya, tidak!

 

 

Kyuhyun melihat sepatunya. Menahan seutas senyum kecil. Berada di samping gadis ini, entah kenapa rasanya ingin selalu tersenyum. Sifatnya, wajah polos itu. Semuanya, membuat Kyuhyun merona akan bahagia. Kemudian, ia menarik nafas panjang. Berniat membuka suara. “Aku hanya sibuk belajar, mengikuti kegiatan sekolah seperti club Basket, mengawasi tentang semua agenda perpustakaan karena aku adalah anggotanya, juga menyiapkan tentang laporan mengenai kesehatan siswa bagian UKS sekolah, karena aku ketuanya…”

 

 

Song Eun Soo tercenang. Ia mengerjap sesekali. Selaksa begitu antusiasnya mendengar semua cerita Kyuhyun. Gadis itu senang. Bahkan, sangat senang. Ia baru tahu, bahwa mendengarkan seorang teman bercerita akan semenyenangkan ini. Tiada henti Song Eun Soo bertanya berkali-kali, namun tetap saja Cho Kyuhyun mau menjawabnya. Tidak peduli jika hanya jawaban singkat yang didapatinya, tetap saja Eun Soo ingin tahu tanpa menyerah setitispun. Cho Kyuhyun― di balik sifatnya yang dingin juga ketus. Ia adalah pria yang sempurna, menurutnya. Terajut akan pribadi yang mandiri juga gigih. Tentang sifatnya yang seperti itu, mungkin hanyalah soal waktu. Seiring dengan terbiasanya mereka bersama, Eun Soo yakin pria itu akan melunak. Layaknya sebongkas salju di utara sana, secara perlahan ia pasti akan mencair dan terkikis jika terus-menerus ditimpa panas seiring berjalan waktu. Dan, Song Eun Soo. Gadis ini ingin menjadi matahari dalam hidup Cho Kyuhyun. Anggaplah ini sebagai salah satu upaya balas budi akan kebaikan Cho Kyuhyun terhadapnya. Mungkin saja tak akan ada kata nanti setelah ini. Jadi, gadis ini tidak ingin menunda-nundanya lagi. Kita tidak akan tahu tentang waktu yang akan datang, bukan?

 

 

*****

 

 

“Aku pulang!” Cho Kyuhyun langsung saja memutar pandangannya, ketika ia sampai. Pria itu menyeret langkahnya malas. Ia memang sedikit terlambat pulang ke rumah atapnya, mengingat betapa sibuk hari ini. Kyuhyun nyaris tersentak saat mulai melangkah jauh, namun tak ditemukannya sama sekali seseorang itu. Kemana dia? Ya Tuhan, atau jangan-jangan …

 

 

Cho Kyuhyun ingin berbalik arah, karena tak dijumpainya sama sekali gadis itu. Ketika sesuatu siluet kecil terlihat dari sudut lemari buku-bukunya. Senyum Kyuhyun terkembang begitu saja, ia tahu apa yang berada di sana. Dia― Song Eun Soo. Gadis itu tertidur dengan meringkuk memeluk lututnya. Ini sudah tujuh hari semenjak Eun Soo datang lalu tinggal bersamanya. Ia sudah terbiasa tentang semua yang ada pada diri Song Eun Soo. Apapun itu, Kyuhyun telah memahaminya. Sesaat Cho Kyuhyun mengeryit menghentikan langkah, sebelum benar-benar menghenyangkan jarak dengan Eun Soo. Sesuatu yang aneh terjadi di sini. Song Eun Soo tertidur? Bukankah ia sendiri yang bilang, bahwa roh tidak akan pernah tidur ataupun makan seperti saat menjadi manusia? Tapi, ini …

 

 

Cho Kyuhyun mencoba menggapai tubuh Song Eun Soo, ketika gadis itu mengeliat dan secara perlahan memulihkan kesadarannya. “Cho Kyuhyun kau sudah datang?” Suara Eun Soo begitu parau terdengarnya.

 

 

Semua semakin terasa jelas bagi Cho Kyuhyun. Wajah gadis itu begitu pucat pasi, bingkai senyuman riang itu tak tampak lagi di sana. Cho Kyuhyun tak berniat mengindahkan ucapan Eun Soo. “Kau kenapa?” Lalu, menyentuh dahi gadis itu dengan punggung tangannya. “Kau begitu dingin, Song Eun Soo?”

 

 

Eun Soo mengeleng lemah. Ia mencoba tersenyum seolah baik-baik saja, namun gagal. “Aku tidak apa-apa.”

 

 

“Kenyataannya kau tidak baik-baik saja!” Sama sekali Kyuhyun tidak bisa berpikiran apa-apa lagi. Ia menarik tubuh gadis itu, kemudian mengendongnya. Rasanya, seperti mengendong es balok lantaran tubuh Song Eun Soo yang begitu dingin seperti membeku.

 

 

Song Eun Soo sendiri tak bisa mengelaknya. Sekedar mempertajam penglihatannya pun ia sangat sulit. Semua nyaris terasa buram dalam kelemahannya. Ini sama seperti saat ia mengalami kecelakaan itu, tak bisa merasakan apa-apapun lagi. Gadis itu menautkan jemari sendiri, ketika Cho Kyuhyun menurunkan tubuhnya pada kasur lipat, kemudian menarik selimut hingga bahu. Ya Tuhan, bagaimana mungkin semuanya tak berpengaruh apa-apa?

 

 

Kyuhyun mendesah gusar. Ia termenung dalam. Gadis terlihat itu begitu kedinginan, lalu apa yang bisa ia lakukan? Ia berniat menurunkan tubuhnya. Namun, di saat sama tangan Eun Soo menahan lengannya.

 

 

Song Eun Soo mendesis, lirih. “Kau mau apa?”

 

 

Bukannya menjawab, Cho Kyuhyun justeru melakukan apa yang ia pikirkan. Dengan mudahnya, Kyuhyun menyikap tangan Eun Soo. Ia membaringkan tubuh di sisi Song Eun Soo, kemudian menyelusupkan kakinya satu selimut dengan gadis itu. Tubuhnya dimiringkan menghadap wajah redup milik Song Eun Soo.

 

 

“Cho Kyuhyun, kau tidak akan―” Jari telunjuk Kyuhyun membungkam laju ucapan Song Eun Soo seketika. Pria itu menarik tubuh Eun Soo dalam rengkuhan hangat.

 

 

“Diamlah. Aku sedikit mempelajari ini di sekolah. Aku hanya ingin membagi suhu tubuh denganmu.”

 

 

Sekedar untuk menolak pun tidak mungkin, bukan? Jadilah Song Eun Soo membiarkannya saja. Ia sudah sangat percaya dengan Cho Kyuhyun sepenuhnya. Seseorang yang secara singkat, menempati posisi kedua terpenting setelah Appa. Ia bahkan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Cho Kyuhyun tanpa ragu. Mengatupkan mata, berharap rasa sakit ini akan hilang.

 

 

Sesabit senyum menguar pada bibir Cho Kyuhyun, namun hanya sesaat. Kemudian rasa khawatir juga takut itu merintik lagi. Tubuh Eun Soo dirasakannya semakin bergidik dalam rengkuhan. Pada detik selanjutnya, Kyuhyun merasa sesuatu yang mengalir deras jatuh pada ceruk hatinya. Adalah kala Song Eun Soo yang melirih, namun masih bisa terdengar olehnya, gamang.

 

 

“Cho Kyuhyun apa aku akan mati?”

 

 

Kyuhyun menghela nafasnya, tanpa pernah tahu apa mungkin akan menguap ke udara dengan baik. Seperti perasaannya. “Wae geureokhe mudnyagu?*”

 

 

“Cho Kyuhyun, aku tidak kuat lagi. Seluruh tubuhku, rasanya seperti dihujami jarum bertubi-tubi. Sakit sekali….” Embun hangat Song Eun Soo menganak di pipi setelahnya. Tanpa bisa terbendung lagi. Seiring akan rasa sakit yang datang.

 

 

Cho Kyuhyun semakin mengeratkan pelukan. “Kau harus bertahan. Demi Tuhan, kau harus kuat Song Eun Soo. Aku janji besok akan membawamu kesana. Kau harus tetap hidup, berjanjilah seperti itu.” Tanpa sadar, ucapan itu keluar begitu saja dari bibir Cho Kyuhyun.

 

 

“Cho Kyuhyun, apa mungkin Tuhan akan mempertemukan kita kembali?” Eun Soo bersuara tanpa sanggup membuka matanya.

 

 

Cho Kyuhyun meringis. “Aku tidak tahu.”

 

 

“Kalau begitu, aku tidak ingin hidup lagi. Aku tidak ingin hidup tanpa ada kau di sampingku.”

 

 

Cho Kyuhyun mengerang, namun ia tahan. “Jangan bicara yang tidak-tidak. Sekarang, istirahatlah! Aku akan selalu menemanimu.”

 

 

Song Eun Soo mengangguk samar. “Cho Kyuhyun, apa kau mau berjanji satu hal denganku?”

 

 

Kyuhyun hampir tak menemukan suaranya. “Apa?”

 

 

“Jika suatu hari aku hidup, namun tak bisa mengingatmu. Berjanjilah kau akan datang padaku, Cho Kyuhyun.”

 

 

“Aku janji.” Cho Kyuhyun menenggelamkan kepala Eun Soo dalam dadanya. Dalam hati ia meniti gurat mendung. Karena, sampai kapanpun ia tak akan pernah merasakan hangat desah nafas gadis itu secara nyata.

 

 

Setelah itu tak terdengar lagi suaranya. Semuanya terasa hening, begitupun Cho Kyuhyun yang tenggelam dalam jutaan aksara. Entah, apa yang akan terjadi setelah ini. Ketika Cho Kyuhyun sadar tak akan ada lagi Song Eun Soo dalam hidup Cho Kyuhyun pada waktu yang akan datang. Atau mungkin, dunia justeru serasa akan sunyi tanpa celotehan atau senyuman riangnya?

 

 

*****

 

 

“Cho Kyuhyun, terima kasih untuk semuanya.” Lagi-lagi Eun Soo bergumam dalam sengau. Tubuhnya tiada lagi dapat berpijak. Matanya kosong, berarah akan sayu. Sedikit guncangan itu, tak terasai sama sekali oleh tubuh lemahnya. Guncangan karena Cho Kyuhyun yang mengendong dengan berlari, menyusuri dinding-dinding putih koridor rumah sakit.

 

 

Pria itu telah mendapatkannya kemarin, semua informasi tentang Song Eun Soo. Hanya saja, ia belum sempat memberitahukannya pada Eun Soo. Mengingat kaburnya semua rencana itu, karena melihat keadaan Song Eun Soo seperti apa. Ternyata, Song Eun Soo adalah anak dari salah satu pejabat berwenang di pemerintahan Korea Selatan. Putri semata wayang dari keluarga Song Jong Ki, semua terasa pantas tatkala Kyuhyun membaca riwayat keluarga itu. Tentang pantas, seorang ayah memberlakukan anaknya secara berlebih. Gadis itu ternyata lahir dalam kondisi yang prematur, kerap sekali ia tak pernah absen masuk rumah sakit hingga beranjak dewasa. Song Eun Soo yang periang, ternyata penuh akan kesedihan yang berbalut di dalamnya. Sang Eomma meninggal setelah melahirkannya. Tak terbayangkan, bagaimana rasanya hidup tanpa seorang Ibu semenjak lahir, bukan? Kyuhyun saja terkadang mengeluh, ketika Eommanya jarang sekali menelepon ia di Seoul.

 

 

Sementara itu, Appanya terlalu sibuk dengan urusan pemerintahan, jadilah mungkin itu satu-satunya cara ia melindungi Song Eun Soo. Meski, menurut pandangan Eun Soo itu sangat berlebihan. Tapi, setelah Kyuhyun mengetahui semuanya. Sepertinya, tidak. Semua orang tua pasti akan selalu ingin melihat anaknya baik-baik saja, bukan?

 

 

Cho Kyuhyun terkesiap. Sadar akan ucapan sederhana, namun menyayat dari bibir Song Eun Soo, tadi. “Jangan banyak bicara dulu.”

 

 

“Cho Kyuhyun, berjanjilah kau akan bahagia setelah ini. Jutaan kali lebih bahagia dari sebelumnya.”

 

 

Cho Kyuhyun ingin menyela. “Song Eun Soo, kau―”

 

 

“Song Eun Soo!” Pria itu semakin mempercepat larinya. Gadis itu diam. Gadis itu melepas rengkuhan tangannya dari leher Cho Kyuhyun. Gadis itu, dia …

 

 

Pria itu segera mengeleng cepat. Kemudian, ia mengebrak pintu putih itu. Ruang inap jasad kasar milik Song Eun Soo. Benar saja. Semua terasa begitu membenarkan saat ini. Ketika bola mata coklat Cho Kyuhyun menangkap monitor persegi dengan dengan laju gambar garis lurus. Ya Tuhan, ini tidak boleh! Tidak, jika itu adalah Song Eun Soo.

 

 

Tanpa suara, ataupun bening nan meluruh. Karena, jujur Kyuhyun merasa hatinya yang menangis. Ia setengah berjalan longtai. Memindah alihkan sosok tanpa nyawa itu, pada tubuh yang terbujur kaku di hadapannya. Kyuhyun menyatukan tubuh Song Eun Soo begitu saja, tanpa filosofi apapun yang tak akan pernah mampu dipelajari manusia awam.

 

 

Ia terduduk lesu pada sisi kanan kasur Eun Soo. Kedua raga itu belum menyatu sama sekali. Lalu, apa yang bisa dilakukannya?

 

 

“Song Eun Soo, kumohon tetap bertahan. Setidaknya, lakukan itu demi aku. Kumohon….” Kyuhyun meraup tangan putih Song Eun Soo, kemudian mengecupnya dalam getir. Ini pertama kalinya, ia dapat menyentuh Eun Soo lebih hidup. Tapi, sekarang itu tidak terlalu penting lagi, bukan?

 

 

“Song Eun Soo, kau bisa mendengarku. Aku di sini, aku memanggilmu. Kau pasti bisa merasakan apa yang sebenarnya. Karena, hanya aku yang dapat mendengar dan merasakanmu. Hanya aku, saja. Kumohon, tetap hidup….”

 

 

Cho Kyuhyun merasakan tubuhnya seolah membeku tanpa hangat mentari. Ia nyaris tidak menginginkan apa-apa lagi juga bermimpi jauh di dunia ini. Hanya ingin melihat seseorang itu saja. Hanya dia, Tuhan….

 

 

Cho Kyuhyun ingin berdiri, berlalu pergi dan menyakini diri kalau ini hanyalah mimpi buruknya saja. Hingga sebuah suara mesin itu tergema riuh. Menampakan gambar grafik tak beraturan. Sesaat, ia terhenyak dalam beberapa detik. Setelah kesadarannya terkumpul, Cho Kyuhyun langsung berlari pada tubuh gadis itu lagi.

 

 

“Ya Tuhan, syukurlah….” Antara tersenyum dan setengah menangis, Cho Kyuhyun menatap pias wajah itu ketika raga Eun Soo ternyata juga telah menyatu sepenuhnya. Lalu, menatap langit pada jendela yang terbuka. Ini keajaiban. Sungguh. Terima kasih, Tuhan.

 

 

*****

 

 

After a long time …

 

 

“Cintaku menangis dan terbang bersama angin

Menjadi awan dan mengikuti jalan.”

 

“Aku memandangmu dari jauh

Kau, yang berkata agar tak terlupakan.”

 

 

Langit biru layaknya mengiang syahdu. Menderu akan senyum nan menyenandungkan warna pelangi. Terlepas akan langit hatinya. Bersandarkan kelabu, ia mengurai bisik lewat hati. Merintih dalam rontaan serpih kenangan. Nan meresap pada nadi yang lirih. Ingatan akan seseorang itu. Sejatinya, ia bisa baik-baik saja, bukan? Seseorang itu telah hidup dengan baik, meski pada daratan yang tanpa diketahuinya. Lalu, kenapa ia masih saja merintih akan lara? Atau ini… Adalah rindu yang terlalu penuh kah?

 

 

Cho Kyuhyun― ia mengatupkan matanya dalam. Melepaskan kacamata yang bertengker sejak beberapa jam yang lalu. Semua mimpinya telah terwujud. Menjadi seorang Dokter seperti sekarang. Tapi, ia masih saja merasa ada yang kurang? Tepatnya tujuh tahun, semenjak tiadanya sosok menyenangkan itu. Seorang gadis pemberi warna dalam hidupnya. Sekarang, apa kabarnya dia, ya? Setelah hari itu, Cho Kyuhyun mencoba menghilang tanpa jejak. Namun, ketika ia sadar akan perasaannya. Semuanya justeru terlambat. Song Eun Soo telah dipindahkan oleh Appanya pada rumah sakit yang tidak diketahui keberadaannya.

 

 

Ditemani desau sejuk angin. Pun ia melangkah ringan menyusuri lorong rumah sakit ini. Seperti berharap pada mimpi yang tak akan pernah nyata. Seperti itulah Cho Kyuhyun sekarang. Bodohnya, ia bekerja pada rumah sakit yang pernah merawat Song Eun Soo. Bodohnya, ia berharap kalau …

 

 

“Song Eun Soo…”

 

 

Ujung-ujung bibir Cho Kyuhyun bergetar, tak mampu menyuara lagi. Betapa tidak, pemandangan di depan matanya sendiri itu, Ya Tuhan, bagaimana mungkin?

 

 

“Sayang, Song Eun Soo sedikit lagi, ya? Appa janji akan menemanimu seharian ini, huh?” Pria yang diyakini berusia jauh di atas Cho Kyuhyun itu mendesah. Ia membawa beberapa pil obat, namun sang putrinya yang berada di atas kursi roda justeru membekap mulutnya rapat-rapat.

 

 

Song Eun Soo membuka mulutnya sebentar. “Aku tidak mau. Coba Appa rasakan sendiri, itu pahit sekali.”

 

 

Cho Kyuhyun tersenyum melihatnya. Gadis itu sama sekali tidak berubah sedikitpun. Ia semakin menghenyangkan langkahnya pada taman dimana Song Eun Soo berada.

 

 

“Sayang, tapi ‘kan―”

 

 

“Ijinkan aku yang membujuknya, Tuan?”

 

 

“Oh?” Song Eun Soo melongo. Meningkahi pendaran matanya akan seseorang yang bersuara itu. Dalam hati ia merasa hangat, hanya karena melihat seseorang itu. Tapi, dia… Siapa?

 

 

 

‘Seperti hari kemarin, saat ucapan itu tertorehkan. Aku selalu percaya.’

 

‘Karena, kalau selain Cinta…

Mungkin, waktu yang akan mempertemukan kita.’

 

 

 

FIN

 

 

 

fn: *kenapa bertanya seperti itu

 

 

A/N: Cerita itu diilhami dari kisah nyata *eh. Boong katang, cuman pas scene Song Eun Soo sakit aja yang nyata. Aku memang lagi sakit, dan rasanya seperti itu :/ and well, Alhamdulillah semuanya selesai dan berakhir indah. Perlu perjuangan sebenarnya, ini ff terlama yang aku bikin. Entah karena terbentur bulan puasa, lebaran, hingga sakit yang teterusan. Tapi, see? Semuanya bisa kelar. Semoga dengan ini, Cho Kyuhyun sadar bahwa aku tidak akan pernah meninggalkannya 😀 Gomapseumnida *-

4 thoughts on “(KYUHYUN/ONESHOOT) Can’t Leave you, Cho!

  1. huee….
    endingnya q suka banget…walo menimbulkan pertanyaan….sweet bgt kyunya…penuh perhatian
    bahasa oke
    feel oke
    ide cerita oke
    paket komplit saengi

  2. Keren banget. Kata kata yg dipakai indah banget deh. Ceritanya juga nggak bosenin, feelnya kerasa. Seneng mereka ketemu lagi.
    Favorit aku : karena kalau selain cinta, mungkin waktu yg mempertemukan kita ;3

Leave a comment