[ONESHOOT/EUNHYUK] Kidnapping Artist

TITTLE : Kidnapping Artist

GENRE :

LENGTH : Oneshot

MAIN CAST : member super junior (Donghae, Shindong, Sungmin, Siwon, Eunhyuk, Ryeowook, Henry, Zhoumi, Kangin, Kyuhyun), Jihye, Hye Rin, Yeonhee, Eunyoung, Ji Yong, Yunho.

AUTHOR : Giorgina Tania

FACEBOOK : Tania Elf

TWITTER : @Taniaaa15_

Continue reading

[ Kyuhyun ] ONESHOT || You…

You…

Author : Aprilia SapphireBlue  {@April_Apple93}

Cast :

  • Cho Kyuhyun (SJ)
  • Han Yoohee (OC)
  • Lee Donghae (SJ)

Title : You…

Genre : Hurt, Sad.                                               

Rating : PG 15

Length : Oneshot

My Blog :  http://apriliasapphireblue93.wordpress.com/ 

FB :  Aprilia SapphireBlue

  Continue reading

[CHAPTER/KANGIN] DUST- PART ENDING

[Kang In] DUST- PART ENDING

 

Title                            : Dust

Author                        : @amii_

Genre                         : Angst, Romance, Etc.

Cast                            : Kim Yong Woon a.k.a Kangin, Shin Maehri, Han Tae Seo, Shin Yoo Mi and Other Super Junior Member. Continue reading

Fakta-Fakta unik uri Hero ‘Kangin’

420148_340826192712381_1870495288_n

 

 

1. 김영운 adalah Hangeul untuk Kim Young Woon. Dan 강인 adalah Hangeul untuk Kangin.
2. Lahir pada tanggal 17 Januari 1985. Golongan darah O. Dan tingginya 180.
3. Nama Mandarin: Jiang Ren.
4. Hobinya acting, nyanyi, kick boxing, berenang.
5. Kangin punya nickname “raccoon.”  Selain itu oppa juga punya nickname lain : Bear Kangin,Strength Kangin,,Korea No.1
6. Kangin adalah seorang entertainer yang menjadi member SJ sejak Oppa memenangkan The 4th SM Youth Best Selection Best Outward Appearance pada tahun 2002. Selain kemampuan bernyanyi dan ngedance, Kangin juga membintangi beberapa film drama korea.
7. Kangin merupakan pribadi yang sangat perhatian dan rela berkorban untuk dongsaengnya. Kalau Leeteuk adalah “Mother” nya SJ, maka Kangin adalah “Father” nya SJ.
8. Walaupun mukanya Kangin kelihatan galak, tapi sebenarnya dia baik hati dan gampang nangis.
9. Kangin sangat anti sama kedua magnae SJ yaitu Ryeowook dan Kyuhyun, karena mereka berdua yang paling suka mengerjai para Hyungnya.
10. Pada waktu SMA, ada cowok yang naksir sama Kangin dan meminta Oppa jadi pacarnya. *Hahahahaha… :D*
11. Pada tahun 2007, Kangin pernah ke Indonesia tepatnya di Samarinda buat syuting. Dan Kangin juga ngomong “Aku cinta padamu“ dengan fasih.
12. Kangin buat tato baru yang tulisannya “ I’m Stupid “ setelah tertimpa masalah kemarin – kemarin itu.
13. Heechul bilang mengajak Kangin ke variety show adalah sebuah kesalahan besar. Karena dalam suatu acara itu, Kangin akan membocorkan semua rahasia member SJ .
14. Kangin pernah diskors karena nyetir sambil mabuk sehingga menabrak 2 mobil. Sebelumnya juga diskors karena berantem di klub. Karena meresa bersalah, oppa meminta maaf kepada semua orang lewat cywordnya.
15. Menurut Kangin, oppa adalah pria tampan no. 1 di Korea. Ini terbukti pas di Suju ‘Full House’. Pas oppa memperkenalkan dirinya ke orang-orang dia pasti bilang : Halo, saya Kangin Super Junior, pria paling tampan no.1 di Korea… *Ya Ampun!! Kangin pede banget =_=*
16. Semua orang tahu kalau Kangin marah sangat menyeramkan, tapi dasar Kyuhyun jahil, Kyuhyun satu – satunya orang yang berani ngerjain Kangin.
17. Saat Kangin masih sekolah, ia memiliki pengalaman yang takkan terlupakan, saat musim panas, Oppa duduk di depan kipas angin, Kangin mulai membuka mulutnya dan membuat suara “arh“. Jadi Kangin bilang Oppa menemukan hal yang menarik dan lucu dan mulai bermain. Lalu tiba – tiba kipasnya terjatuh dan melukai lidahnya.
18. Kangin adalah member paling genit di SJ. Kalau ada cewek cantik, oppa pasti langsung ngeliatin and ngedeketin.
19. Taeyeon menulis di diary Chin-chin, Taeyeon bilang Eonni dan Kangin seperti adik kakak.
20. Saat Yoona mengikuti tantangan Happy Share, Kangin memberi masukan buat Yoona.
21. Kangin itu sangat bermulut besar *bawel* semua orang pasti udah pada tau, kalo Kangin adalah member yang paling bocor dan paling ga bisa nyimpen rahasia apapun. Kata heechul gini, “Kalo Leeteuk itu sangat suka membocorkan rahasia orang, tapi hanya ke member suju lainnya. Berbeda dengan Kangin, dia akan membocorkan rahasia orang ke semua yang ada di dekatnya. Intinya dia akan memberitahukan ke seluruh dunia.” Hehehehe…
22. Kangin kuliah di Kyunghee Cyber College,, sama ga ma Kyuhyun?? Of course no!! Mungkin universitasnya sama, cuman si Kangin pake yang online. Jadi si Kangin ga perlu ke universitasnya segala buat kuliah. Dia cuman harus di depan komputer. (rada mirip ma homeschooling)
23. Arti dari nama Kangin: kuat, kegembiraan, jalan penghidupan yang tentram, bahagia dan kesempurnaan.
24. Kangin sangat suka makanan yang lezat. Dia suka ke estiran yang terkenal dengan sebuah ciri khas hidangannya.
25. Ternyata Kangin sendiri yang bilang kalo dia sangat suka minum-minuman *beer*
26. Katanya Kangin cukup terkenal di Afrika Selatan. *Huhahahahaha :D*
27. Kangin bilang, dia bakal berkarir di acara variety show (mungkin jadi mc) dan jadi DJ di radio.
28. Kata oppa, yang paling sering salah gerakan pas latihan koreo tu Kyuhyun. Tapi yang paling lama diajarin dia sendiri gara-garanya lupa terus -_-
29. Member suju yang lain cerita, mereka tuh capek banget kalo lagi ngajarin Kangin ngedance. Misalnya setiap suju lathan, pasti si Kangin minta ngulang terus. Kangin tuh suka lemot mengingat step-step gerakan dance.
30. Waktu di radio, Kangin bilang dia sangat suka bunga mawar. Katanya bunga mawar terlihat macho seperti dia.
31. Type cewek ideal kangin: Kangin sangat suka cewek yang galak dan suka menyiksa cowok. Tapi harus tetep setia dan selalu terlihat menarik.
32. Kangin kan sering banget bilang, dia tuh ngefans banget ma Jun Ji Hyun, dan katanya sih!! Kalo member suju yang lain ketemu ma jun ji hyun, mereka semua akan penggil Jun Ji Hyun dengan sebutan “kaka ipar”. XD
33. Kangin punya senyuman yang manis. Matanya ketutup kalo lagi ketawa, salah satu member super junior yg punya ‘eye smile’.
34. Kangin memiliki pribadi yg baik hati dan rela berkorban.
35. Kangin ini juga sama cerewetnya kaya Yesung.

ONE SHOOT || Mia (Missing Child)

Tittle        : Mia (Missing Child)

Author     : Ai ABiru94

Cast         : Aletha Song

                  Alathea Song

                 Shim Changmin

                Cho Kyuhyun

                Jiang Ren (Kangin)

Genre       : Romance

Lenght     : SongFic Oneshoot

Rating     : 13+

Disclaimer : cerita ini asli karya saya yang dibantu olehTuhan.

A/N         : Maaf jika ada kalimat ff ini yang kurang berkenan dan jika ada kesamaan nama, dll itu adalah ketidaksengajaan semata.

———————–

 

Prolog 

        Seorang namja berkulit putih susu berjalan santai menuju rooftop gedung perkuliahannya tanpa mempedulikan tatapan memuja dari yeojadeul. Matanya coklatnya yang mencari seseoranf ke seluruh penjuru rooftop bak elang yang mencium keberadaan sang mangsa. Dengan senyum merekah yang jarang ditunjukkan pada orang lain, namja itu dengan mudah memeluk yeoja yang menunggunya dari belakang. Ekspresi wajahnya terlihat shock mendapat perlakuan tak terduga seperti itu. Yeoja itu berusaha lepas dari pelukan sang namja yang memang ditunggunya dengan kedua tangan yang berontak dalam pelukan sangnamja.

        “Kenapa?” Nada kecewa ditampilkann namja itu melalui pertanyaan untuk sang yeoja yang menatapnya tajam.

        “Tinggalkan dongsaengku sekarang juga.” Tegas dan tanpa penolakan, itulah kesan yang ditinggalkanyeoja itu kepada sang namja.

        “Kenapa?”

        “Yang mana?”

        “Kenapa kau tidak bisa mencintaiku.”

        “Kurasa kau sudah tahu jawabannya.”

        “Kau yang membuatku seperti sekarang.”

        “Bukan aku. Tapi kau tidak bisa menjadi pengendara yang baik untuk dirimu sendiri.” Dada yeoja itu naik turun seiring kemarahan yang semakin meningkat tiap detiknya.

        “Kau yang tidak bisa membuatku menjadikan pengendara yang baik bagi diriku sendiri sehingga aku terjatuh ke jurang cintamu.”

        “Terlalu tak lazim bagimu yang tak suka mengumbar cinta.”

        “Aku bersumpah akan menjadikanmu milikku.” Namja  itu melangkahkan kakinya pergfi dengan meninggalkan sebuah janji pada yeoja itu. Janji seorang lelaki yang akan dibayar lunas olehnya.

        “Tidak akan pernah,” lirihnya pelan. Gelap. Dunianya seperti ditelan bumi ketika kedua matanya tertutup, merenungkan kejadian beberapa detik lalu maupun pernyataan cinta namja itu dua bulan sebelumya.

————————π————————

Uridul damajun sajinuel taewo

hanadul moadum gieoeul jiwo

giman ireona gaya haneun geol

neomu jaralgo innuende

wae nan jujeoango maneunji

 

[Eng trans.] Burning the two photographs of us

One, two, erasing the memory collected       

I will go, knowing it too well

The difficult hesitation to stand up

        Sepertinya, matahari pagi malu-malu untuk menampakkan wujudnya sehingga sang awan mendunglah yang bermurah hati menampilkan diri di kota Shinceon. Cuaca yang tidak diharapkan disaat mata baru saja terbuka dan aktivitas masih berada di garis start. Membuat sebagian orang yang kesal akan cuaca pagi itu mengumpat tak jelas.

        Mendung di kota Shinceon di pagi itu menjadi simbol kesedihan mendalam yang terpancar dari kedua bola mata yeoja berambut hitam panjang yang sedang memandang langit pekat. Jemari lentiknya bergerak perlahan mendorong kelambu merah ke arah berlawanan untuk memudahkannya bersedih bersama awan mendung. Tanpa disadari, air mata itu turun perlahan diiringi langit yang menumpahkan airnya, seperti paham akan hancurnya hati yeoja itu saat ini.

        Air mata itu bukan jatuh ke lantai melainkan menempel di tangan putih seorang yeoja yang mengusap lembut pipinya.

        “Eonni…”

        “Air hujan lebih berarti daripada air matamu.” Kedua yeoja itu saling memandang tepat pada mata lawan.

        “Eon—“

        “Aletha, kau tahu kenapa aku sengaja mengirimmu ke Inni (*Indonesia)?”

        “Aku tahu, tap—“              

        “Apa kau tahu jika Kyuhyun bukan namja yang pantas untukmu? Dia tidak benar-benar mencintaimu.” Dada Alathea naik turun, menahan sesuatu yang membuatnya marah, sesuatu yang tak bisa diungkapkan sekarang. Dia tak tahan dongsaeng-nya seperti orang gila yang diam tanpa melakukan perlawanan apapun seperti beberapa tahun lalu. Dongsaeng yang akan melawannya jika Alathea melarang tanpa sebuah alasan yang jelas.

        “Aku akan baik-baik saja.” Tak ada niat sedikitpun mata coklat itu beranjak dari pesona mata air sang awan.

        “Kita lihat saja apa yang akan terjadi.”

        Setelah kepergian yeoja yang tidak lain adalah eonni Aletha, Aletha membuka almari biru yang ingin dia buka setiba di Korea sejak kemarin.

        ‘pluk’

        Selembar foto berlatar belakang taman belakang rumahnya yang menunjukkan seorang yeoja dannamja sedang tersenyum bahagia. Air mata itu kembali keluar tanpa ada niatan untuk menghapusnya sebelum jatuh ke lantai. Matanya menerawang ke langit-langit kamarnya, mengingat bagaimana senyum di foto itu bisa ada.

flashback begin

        Aletha berlari menghindari seorang namja yang berusaha menangkapnya. Yeoja itu tertawa renyah dengan membawa sebuah foto pemicu namja -yang tidak lain adalah namjachingu- itu mengejar Aletha. Walau keringat sudah membasahi tubuhnya, tak ada sedikitpun niat Aletha untuk berhenti.

        “Kau payah sekali, Kyu. Bweeekkk.” Aletha membuka lebar kelima jari kanan-kirinya lalu meletakkannya di pelipis sambil memeletkan lidahnya.

        “YA!!! Kauuu.” Kyuhyun mengejar Aletha yang berlari kencang menuju pintu dapur yang tidak jauh dari taman belakang.

        “Kena kau.” Kyuhyun memeluk tubuh Aletha dari belakang erat-erat sehingga membuat Aletha diam karena percuma saja memberontak, kekuatan Kyuhyun lebih besar daripada dirinya yang belum sarapan. Foto yang berada di tangan Aletha pun berpindah tangan ke tangan  putih susu Kyuhyun.

        “Ini jadi milikku.” Kyuhyun mengacungkan foto yang menampilkan dirinya yang sedang tidur dengan mulut terbuka.

        “Sial. Kenapa aku tadi memberitahumu.” Aletha meyilangkan tangan di dada sambil mempoutkan bibirnya.

        “Letha…” Kyuhyun menunjukkan kamera polaroidnya di depan wajahnya yang membuat senyum manis terukir di bibirnya. Tangan kanan Kyuhyun menarik pundak Aletha untuk mendekat ke arahnya.

        ‘Cklek’ selembar kertas yang menggambarkan sepasang kekasih yang berbahagia keluar.

        “Ini untukmu.” Aletha memandang Kyuhyun dengan kedua alis yang saling menyatu.

        “Tumben kau mengalah.” Aletha menempelkan punggung tangannya ke kening Kyuhyun. Wajah curiga Aletha bisa dibaca oleh Kyuhyun dengan jelas membuat namja itu tersenyun penuh arti.

        “Hahaha…kau kira aku akan menjadi setan selamanya, eoh?”

        ‘Cup’

        Dan, ciuman tiba-tiba Kyuhyun membungkam bibir Aletha.

flashback end

        Kaki jenjang Aletha melangkah menuju ruang keluarga dimana tungku pemanas berada yang menjadi tujuannya saat ini. Dengan diiringi jatuhnya air mata ke lantai, Aletha berjalan pelan seperti seekor siput. Air mata itu tak berhenti terjun ke lantai walau sang kaki tak melangkah lagi.

        Diam. Mata coklat itu terus memandang ke arah tungku pemanas seolah teringat sesuatu yang terlupakan atau mungkin terlewatkan oleh pemikiran sang otak. Tangan kannanya yang memegang kotak biru berisi kumpulan foto dengan namjachingu-nya yang ditelan bumi itu, meremas kotak tak bersalah yang terbuat dari karton dengan segenap kekuatan yang dimiliki. Matanya semakin memanas seiring akal sehatnya yang mulai membenarkan sesuatu hal yang baru saja terpikirkan olehnya setelah kepergiannamja-nya yang tiba-tiba dua tahun lalu. Otak kanannya memutar kilas balik kejadian masa lalu tanpa bisa dicegahnya.

        Kejadian-kejadian itu seperti film yang terus diputar tanpa bisa di ‘pause’ olehnya. Matanya yang menutup sempurna membuat dunianya gelap gulita. Hanya hitam tanpa putih yang selalu menyertai. Satu per satu memori masa lalu itu terputar dengan baik secara berkala tanpa ada yang terlewat, membuat dadanya naik turun karena emosi yang berada di ubun-ubun. Emosi atas kesimpulan dari kejadian-kejadian secara historis yang diingatnya dengan baik. Hatinya membara mengingat itu semua, membuatnya ingin melempar kotak itu sesegera mungkin.

        Pada akhirnya, api yang membara itu membakar kenangan yang ingin ia rasakan kembali dimasa sekarang juga mendatang. Angan-angan tentang kenangan yang terhapuskan oleh kesimpulan yang dianggapnya sebagai sebuah fakta atas pertanyaannya selama ini. Pertanyaan yang pada akhirnya hanya dialah yang mampu menjawab dengan jelas. Bukan eonni-nya yang setelah kepergian Kyuhyun selalu meyakinkannya bahwa Kyuhyun tak pantas baginya ataupun Changmin yang selama ini selalu meyakinkan bahwa ia akan mencintai Alathea sepenuhnya dan akan menutup mata, telinga, dan hatinya untuk semuayeoja.

        Pengharapan itu hanya sebuah harapan yang mustahil terwujud. Cintanya Kepada Kyuhyun sia-sia. Pengorbanannya menanti Kyuhyun hanya sia-sia. Itulah keyakinan hatinya saat ini dan untuk selamanya. Keyakinan yang berusaha ditanamkan Aletha pada dirinya setelah kesimpulan itu dianggapnya nyata. Percuma dia bersabar menanti Kyuhyun yang pergi entah kemana. Percuma karena Kyuhyun tidak akan pernah kembali padanya walau dia berkorban sekeras apapun. Percuma menutup mata dan hatinya untuknamja lain. Tidak akan pernah. Itulah yang pasti tanpa bisa ditawar lagi, Kyuhyun tidak akan memeluknya disaat dia sedih.

        Pengorbanan tidak mewajibkan sebuah balasan karena pengorbanan memberi tanpa meminta. Itulah kata-kata Alathea yang tiba-tiba terlintas di otaknya yang membuatnya berusaha membuang jauh-jauh harapan agar Kyuhyun membalas pengorbanan yang diberikannya. Pengorbanan yang dia lakukan bukanlah atas permintaan Kyuhyun, tapi atas inisiatif dirinya. Dirinya yang bodoh karena menutup mata, hati, dan  telinga rapat-rapat.

        Perlahan-lahan, tangannya berusaha menopang kedua kakinya agar berdiri walau dirasa sangat berat karena tenaganya sudah habis untuk menahan emosi yang berada di puncak kepalanya. Ingin rasanya berteriak selantang-lantangnya, berharap hal itu bisa mengurangi sedikit beban di hati dan juga fikirannya.

        “Percuma kau menangis, dia tidak akan pernah kembali padamu. Sia-sia saja air matamu keluar karena air hujan lebih berarti. Walaupun kau menangis beribu tahun, tak akan bisa membawanya kembali padamu.” Alathea yang khawatir akan kondisi Aletha, kembali ke kamar Aletha setelah mondar mandir di kamarnya selama satu jam. Dia berusaha agar Aletha melupakan Kyuhyun sepenuhnya dan berniat mengutarakan apa yang dipendamnya dari Aletha. Kepanikan sempat melandanya akibat pemikirannya yang negatif atas ketiadaan Aletha di kamarnya yang beberapa menit lalu dia sambangi. Saking paniknya dan tanpa pikir panjang, Alathea langsung menelfon Jiang Ren, sang kekasih, tanpa mencari keberadaan Aletha terlebih dulu.

        “….” Aletha diam, tidak menanggapi perkataan eonni-nya. Berusaha meredam hatinya yang menahan gejolak emosi yang membara. Tidak. Ini bukan salah eonni-nya. Ini hanyalah takdir semata. Tak pantas jika dia menyalahkan eonni yang sangat mencintainya. Eonni yang melindunginya jika ada namja yang mengganggunya ketika di sekolah dasar. Eonni yang selalu meminjamkan bahunya disaat dia sedih. Eonniyang menjadi pengganti eomma-nya yang selalu sibuk dengan bisnisnya untuk menghidupi mereka berdua yang kehilangan appa disaat dirinya beranjak remaja. Eonni yang akan mengorbankan apa saja demi sangdongsaeng agar bahagia. Eonni yang berusaha menjalankan peran sebagai eomma  dan appa sekaligus.  Mungkin, tanpa eonni-nya, dia tidak akan menjadi seperti sekarang. Berlimpah kasih sayang. Sedangkaneonni-nya harus menangis ditengah rintiknya air hujan. Tersenyum disaat masalah datang demi senyuman sang dongsaeng tetap melekat di bibirnya. Akan sangat tidak pantas jika dia membenci eonni-nya hanya karena kesimpulan yang belum tentu benar walau instingnya membenarkan.

        “Kenapa kau hanya diam? Jawab aku. Diam melamunkan Kyuhyun tidak membuatmu tuli, kan? Jawab aku!” Kali ini Alathea terlihat putus asa melihat dongsaeng-nya yang selalu diam dan tak acuh menanggapi pertanyaannya.

        Tanpa diduga oleh Alathea, Aletha memeluk nya dengan segenap cinta sang  dongsaeng untuk sangeonni yang berhasil menghangatkan hati Alathea yang tak karuan. Aman dan nyaman. Hormon oksitosin yang menghasilkan perasaan bahagia yang mereka miliki bekerja dengan baik ketika mereka saling bersentuhan. Pelukan itulah yang mampu menyelesaikan kegundahan diantara keduanya, hal yang belum bisa didapatkan jika lisan mereka berbicara.

        “Sebaiknya aku keluar.” Jiang Ren tahu diri jika harus pergi dan memberi waktu untuk mereka berdua.

        “Tunggu aku di luar,” jawab Alathea singkat.

        Pelukan eonni-dongsaeng itu berlangsung lama. Lama sekali hingga masing-masing dari mereka seperti tahu apa yang tersembunyi.

        Kali ini, hati merekalah yang berbicara karena lisan pun tak akan bisa menjelaskan semua dengan baik, mungkin malah akan membuat semuanya semakin buram tak terdefinisi jika lisan yang berbicara. Dengan hati, mereka seperti menemukan satu kepingan puzzle yang hilang.

        Alathea mulai mengerti kenapa sang dongsaeng tiba-tiba bersikap seperti itu. Mungkin, Aletha yang cerdas sudah kembali. Aletha yang peka akan sesuatu yang disembunyikan oleh orang lain darinya. Mungkin, kali ini Aletha menyembunyikan apa yang sudah diketahuinya demi menjaga hubungan baik mereka.

        “Letha, aku nanti akan pergi. Jaga dirimu baik-baik.”

        Alathea hanya mengangguk menanggapi perkataan sang eonni yang terasa berbeda untuk kali ini. Menenangkan hati.

————————∞————————

 

Ssodajineun bimureun nal hanchi apdomod bogehae

Mora chinuen barameun

Danhan geoleumdo modgagehae

Byeorang ggeute, seoinneun deushi

Nan museowo ddeolgo itjiman

Jageun dusoneul moeun naegidonuen hana bboniya

Dorawa~

 

[Eng Trans.] The pouring rain I cannot see before one

Put it all to the side, wishing, hoping to not walk there

Difficultly standing, trembling horribly like on the edge of a cliff

Folding my small two hands to pray

Just one

Comeback

        Mimpi itu. Mimpi tentang namja bernama Kyuhyun menghampiri malam yang dirasanya sangat indah walau Alathea tidak ada disampingnya. Pikirannya memaksa keluar dari mimpi itu dengan cara membuka mata sebagai jalan keluar dari sebuah mimpi yang menurutnya buruk. Sulit untuk keluar dari sebuah mimpi yang tak diharapkan. Butuh tenaga yang besar untuk itu. Membusat sang pemimpi mengeluarkan keringat sebesar biji jagung. Jiwanya serasa seperti elang setelah mata itu membuka. Nafasnya terputus putus seperti dikejar singa. Otaknya mencoba mencari pelampiasan untuk mengeluarkan kegelisahan yang dirasakannya sekarang.

        Tanpa diduga, kaki itu berlari ke halaman belakang dimana hanya tempat itulah yang menenangkannya ketika sang eonni tak ada untuk menemaninya. Mata itu kembali mengeluarkan air mata. Air mata kekecewaan yang mengiringi langkah kaki sang tuan menuju lebatnya air hujan yang seolah-olah bisa merasakan kesedihannya. Kesedihan yang menyayat relung hati terdalam.

        Hancur. Kali ini hanya kata itulah yang bisa menggambarkan hatinya secara keseluruhan. Tubuhnya luruh ke tanah, lelah atas perasaan batin yang dirasakannya sekarang.

        Seolah mengerti akan kesedihan Aletha, sang mata langit pun semakin deras mengeluarkan airnya, berusaha menghapus air mata Aletha yang tidak pantas dikeluarkan untuk namja yang tega meninggalkannya begitu saja. Tapi, sebuah tangan kekar yang terasa hangat ditengah guyuran air hujan yang dingin, membuat Aletha menoleh kebelakang dimana tangan itu berasal. Tangan itu menarik Aletha ke dalam dada kekar sang pemilik tubuh.

        Bukannya mereda, tangisan Aletha semakin deras bak air terjun yang turun dari ketinggian satu kilometer. Kenapa tangan itu tak pernah absen di setiap kesedihan yang melandanya? Kenapa dia selalu hadir untuk membuatnya tersenyum setiap hari? Kenapa dia memilih menunggunya yang menunggu namjalain? Kenapa? Ini tak adil baginya. apakah aku yang merenggut kebahagiaannya? Apakah aku penyebab ketidakbahagiaan namja itu? Berbagai pertanyaan berkecamuk di otak Aletha yang pada akhirnya membuatnya berpikir jika dialah sang tersangka utama.

        “Kenapa kau disini?” Tanya Aletha dengan nada lemah.

        “Jangan tanya kenapa. Kurasa pelukan ini sudah cukup menjelaskan,” jawab namja itu sambil mengelus rambut Aletha yang terdiam karena merasakan kenyamanan ditengah dinginanya air hujan yang memeluk tubuhnya. Hangat. Aletha ingin merasakan kehangatan itu ketika hatinya membeku seperti saat ini.

        “Pergilah.” Aletha berusaha mengusir pemikiran pro kepada namja yang memeluknya saat ini. Padahal, hatinya sat ini sinkron dengan matanya yang menangis, berharap agar namja itu tak pergi dan tetap memeluknya.

        “Kenapa?”

        “Karena kau layak bahagia.”

        “Menurutmu, apa kebahagiaanku?”

        “Tersenyum tanpa harus repot-repot membuatku tertawa ataupun menangis bersamaku.”

        “Pabo. Kau adalah yeoja sok tahu yang tak tahu apa-apa.”

        “….”

        “Satu yang harus kau tahu. Kau adalah kebahagiaanku.” Seperti ada bunga sakura yang bermekaran di hatinya.

        “Bukan. Aku adalah yeoja yang tidak—“

        Bibir namja itu membungkam ucapan Aletha yang belum terselesaikan. Hangat, nyaman, dan damai, ketiga hal itulah yang belum dirasakan jiwa Aletha sejak kepergian Kyuhyun. Ciuman itu bukanlah nafsu, tapi sarat akan rasa cinta yang begitu besar yang tak dirasakan Aletha ketika bersama Kyuhyun. Cinta yang tak meminta balasan apapun. Cinta tulus, memberi tanpa meminta balasan.

        Bohong jika dia tak mengharapkan namja  itu. Tapi, bayangan Kyuhyun memporak-porandakan hatinya yang berusaha dia bangun dari awal. Merenung dan membayangkan wajah Kyuhyun, mencoba berbicara dengan bayangan Kyuhyun jika dia tidak bisa menjadikan masa depanya menjadi masa lalu yang tak pernah berakhir seperti sebuah mimpi buruk yang menelan habis kebahagiaannya. Mimpi buruk itu harus segera berakhir. Harus.

        Terlintas dalam benak Aletha untuk membalasnya. Membalas cinta tulus yang mungkin tidak akan dia temukan di detik berikutnya jika saja namja itu dibawa bidadari surga. Detik demi detik berlalu dan Aletha berpikir keras untuk semua itu. Membiarkan hati dan pikirannya berunding untuk menentukan keputusan akhir. Keputusan yang diharapkan tidak akan membuat air matanya menjadi kubangan tak berarti. Keputusan yang akan membuatnya tersenyum setiap detik, bahkan ketika sang ajal menjemputnya.

        “Apakah tawaranmu masih berlaku, Oppa?” Senyum bahagia terukir di bibir Aletha yang membiru.

        “Tawaran?”

        “Tawaran cinta.” Aletha mengerlingkan sebelah matanya, berusaha menggoda namja itu.

        “Ha? Oh…ne…akan selalu berlaku untukmu,” jawab namja itu  salah tingkah.

        “Gomawo, Changmin Oppa.”

        Tanpa ragu, Aletha balas memeluk Changmin yang juga mengeluarkan air mata kebahagiaan karena bisa menjadi malaikat pelindung hati sang yeoja. Malam itu, menjadi malam yang tak akan pernah terlupakan oleh keduanya, terutama Aletha. Hari itu, Aletha percaya dengan peribahasa yang diucapkaneonni-nya bahwa nasi yang sudah menjadi bubur akan enak jika diberi kecap dan ikan ayam. Seperti dirinya yang terlanjur sakit hati dan hal itu membuat hidupnya serasa hambar, tapi Changmin lah yang membuat hidupnya serasa menemukan warna yang selama ini hilang.

        “Saengil Chukkahamnida, saengi,” ucap seseorang dengan nada rendah dari balik tirai jendela yang ada disamping pintu menuju taman belakang dimana Aletha dan Changmin berada.

————————π————————

Epilog

        “Oeeekk…Oeeekk…” Tangisan bayi kecil memekakkan telinga sang eomma yang terbaring di ranjang putih di ruangan serba putih dimana bau obat menusuk hidung.

        Sang eomma yang melihat aegi-nya menangis hanya bisa geleng-geleng kepala melihat namja di sampingnya yang tak lain adalah suaminya tertidur lelap walau hanya disangga kursi. Karena takut suaminya terbangun, dia turun dari ranjang dan melangkah menuju ranjang aegi-nya dengan hati-hati. Sebuah senyum mengembang di bibir yeoja itu tatkala dia berhasil membungkam mulut sang aegi hanya dengan gendongannya saja.

        ‘Pluk’

        Kedua tangan kekar memeluknya dari belakang, membuat mata indahnya terbelalak kaget. Yeoja  itu berusaha menghindar dari pelukan sang suami agar sang bayi aman digendongannya.

        “Tetap seperti ini. Changmin junior tidak akan apa-apa.” Namja itu seolah tahu apa yang sedang dipikirkan istrinya, menahan istrinya yang berniat melepaskan pelukannya.

        “Oppa, ini bukan sa—“ Namja itu membungkam bibir sang istri dengan menempelkan telunjuk kanan yang semula berada di perut istrinya. Lalu, dituntun pelan-pelan istrinya menuju ranjang putih milik rumah sakit agar tak jatuh.

        “Oppa, kau benar-benar berlebihan. Aku tidak akan tumbang hanya karena berjalan secepat kilat.”

        “Diam dan ikuti saja apa mauku kali ini. Kau mau jantungku copot hanya karena kau terpeleset di kamar seperti kemarin?”

        “Ckckck. Yaaahhh…itu kan, hanya musibah kecil, Oppa,”jawabnya pelan sekali yang masih bisa didengar suaminya. Takut jika kekhawatiran yang tertera jelas di wajah suaminya itu semakin bertambah.

        “Dengar, aku tidak mau dengar apapun alasanmu. Kau harus mengikuti pertintahku. Jangan pernah membantah. Satu pun karena aku tak mau kehilanganmu. Aku tak tahu bagaimana hidupku nantinya jika kau tak ada. Arrachi?

        “Hmmm…nde. Tidak ada pilihan lain.” Mata mereka saling memandang seolah menyalurkan rasa cinta satu sama lain. Meresapi rasa cinta ke relung hati terdalam masing-masing, membuat suasana yang tadinya dingin mendadak menjadi hangat hingga tanpa terasa saling memejamkan mata dan mendekat seperti kutub magnet yang berbeda saling tarik menarik.

        “SPADA….” Hancur sudah keinginan mereka untuk menautkan bibir tak bertulang itu. Di depan pintu kamar, seorang namja  dan  yeoja bermantel biru berdiri kokoh. Hanya sang yeoja yang menarik kedua sudut bibirnya, berbanding terbalik dengan namja disampingnya yang menampakkan muka masam.

        “YA! Tersenyumlah.” Yeoja itu meyikut namja yang tidak lain adalah suaminya sendiri di bagian perutnya sehingga membuatnya meringis.

        “Dasar…auuhh…sakit sekali.”

        “Eonni. Kenapa kau datang sepagi ini? Bukankah kalian—“

        “Aaahh…tidak penting apapun itu. Yang penting, bagaimana aku menjadi imo yang baik untuk keponakanku. Uuuuhhh…manisnya keponakanku ini.” Yeoja itu berusaha menggoda bayi kecil yang berada di gendongan sang dongsaeng dengan memonyongkan bibirnya, tak sadar dengan wajah masam ketiga orang dewasa disekitarnya. Ketika menyadari hal itu, dengan muka tak berdosa dia menanyakan kepadadongsaeng dan suaminya, “Kenapa wajah kalian masam begitu? Apa pelayanan di rumah sakit ini kurang baik?”

        “Bukan pelayanannya yang kurang baik, tetapi kau adalah pengacau hari baik mereka.” Suaminyalah yang menjawab dan diiyakan oleh keduanya.

        “Mwo?” Matanya membulat sempurna. Tanpa menunggu balasan dari istrinya yang disi nyalir adalah amukan, namja itu mengangkat tubuh istrinya dan menaruh di pundaknya.

        “YA!!! Cho Kyuhyun pabo…lepaskan aku.” Yeoja itu meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari sang suami yang memiliki tenaga lebih kuat darinya. Detik itu juga, dia menyesal telah meninggalkan nasi yang menunggu untuk masuk ke perut indahnya.

        “Aletha…Changmin, kami mau meneruskan malam pertama yang tertunda.” Kyuhyun menggendong istrinya dengan wajah sumringah.

        Setelah Kyuhyun menutup pintu, Aletha dan Changmin saling tersenyum.

        “Bagaimana kalau yang tadi kita teruskan?” Changmin menaikkan sebelah alisnya.

        “Oeeekk…oeeekkk…oeeekk.”

                    —End—

“Tidak pernah bisa menunjuk ketika ingin jatuh cinta. Tidak bisa menunjuk ingin menghabiskan masa tua dengan siapa karena dia(pasanganmu) sudah ditetapkan sejak usia empat bulan di kandungan ibu bersamaan dengan takdir Kelahiran, Kematiaan, dan Rejeki.”

—From : Ai Abiru94 with love—

 

 

Posted by Ifa_